Kendari (ANTARA) - Prevalensi stunting di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sampai Juni 2024 berdasarkan e-PPGM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) turun ke angka 8,67 persen atau menembus target nasional sebesar 14 persen.
"Dari data e-PPGM, hanya ditemukan 793 anak yang mengalami stunting, atau sekitar 8,67 persen dari total anak yang diukur sebanyak 9.146 anak. Ini menunjukkan Pemkot Baubau berkomitmen kuat dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Baubau Dr. Lukman di Baubau, Senin.
Ia menyampaikan bahwa untuk mengukur dan memantau pelaksanaan kebijakan penurunan stunting, Pemerintah Kota Baubau menggunakan dua pendekatan utama.
Sebelumnya Ketua Koalisi Advokasi Kebijakan Publik (KAKP) Kota Baubau Pariama mengatakan bahwa berdasarkan data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting nasional berada pada angka 21,6 persen, sementara Kota Baubau mencatat prevalensi untuk tahun 2022 lalu sebesar 26 persen.
Dia menyebutkan bahwa kemajuan yang cukup signifikan dalam menurunkan angka stunting dari angka 26 persen sampai menjadi di bawah 9 persen itu mencerminkan efektivitas dari langkah-langkah yang diambil seluruh pemangku kepentingan.
Pemkot Baubau juga berkomitmen dan terus berupaya untuk meningkatkan layanan dalam upaya penurunan stunting sehingga pada akhir tahun 2024 berdasarkan data dari e-PPGM bisa mencapai angka 5,87 persen.