Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga di tengah divergensi pertumbuhan ekonomi dunia serta ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.
“Stabilitas sistem keuangan untuk triwulan IV-2024, menurut kami Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), tetap terjaga di tengah divergensi pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, di Jakarta, Jumat.
Menkeu menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat. Hal itu utamanya ditopang oleh kenaikan investasi dan terjaganya konsumsi rumah tangga, serta peningkatan belanja pemerintah.
Pemilihan kepala daerah serentak pada November 2024 dan musim libur akhir tahun, termasuk natal dan tahun baru, menjadi faktor positif ekonomi Indonesia di triwulan IV-2024.
Di sisi eksternal, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan berturut-turut untuk tahun ke-5 pada 2024, disertai indeks PMI Manufaktur Indonesia di bulan Desember 2024 kembali ke zona ekspansif.
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5 persen year on year (yoy) di tahun 2024 dan 5,2 persen yoy di tahun 2025.
Selain itu, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 2024 juga terjaga. Bulan Desember 2024, tercatat IHK sebesar 1,57 persen yoy.
Sementara itu, inflasi harga pangan bergejolak (volatile food )terus menurun didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen, serta sinergi dari pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
Sri Mulyani menyatakan KSSK terus berkomitmen untuk meningkatkan sinergi dan terutama untuk mengantisipasi potensi risiko dan dinamika yang sekarang terus berkembang, terutama dari dinamika geopolitik dunia dan potensi rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik.
“Dalam hal ini, KSSK akan terus memperkuat respons kebijakan yang terkoordinasi dan kewaspadaan di dalam rangka memitigasi kemungkinan risiko bagi perekonomian dan stabilitas sistem keuangan,” ujar Menkeu.