Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau melaksanakan uji coba makan siang bergizi gratis bagi para pelajar di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Baubau Dra Hj Asmahani saat dihubungi di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa uji coba tersebut dilakukan dengan menyasar sebanyak 50 anak di Sekolah Dasar Negara (SDN) Wangkanapi, dalam rangka menyukseskan program pemerintahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
“Mengatasi masalah gizi sebagai langkah dasar untuk menciptakan generasi penerus yang kuat dan berpotensi menjadi pilar kemajuan bangsa dengan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia menuju Indonesia Emas tahun 2045,” kata Asmahani.
Dia menyebutkan bahwa saat ini penurunan angka stunting menjadi salah satu fokus dalam upaya perbaikan gizi anak Indonesia terkhusus anak Kota Baubau. Oleh sebab itu, pemberian makan bergizi pada anak sekolah dasar adalah salah satu asta cita visi Pemerintahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
”Mari bersama-sama mendukung program perbaikan gizi bisa terlaksana dengan baik di Kota Baubau sehingga harapan kita dapat terwujud menciptakan generasi bangsa sehat, kuat, berdaya saing dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (dinkes) Kota Baubau dr. Lukman menyampaikan bahwa pelaksanaan uji coba makan bergizi gratis di SD Negeri Wangkanapi untuk anak kelas 1 dan jumlah paket yang diberikan ada 50.
Dalam satu paket terdiri dari 200-300 KKal dengan ada sumber protein, karbohidrat, lemak dan juga serat ditambah susu. Tetapi pihaknya melihat tekstur kontur makanan juga kualitas makanan karena ini diperuntukkan untuk anak-anak SD.
”Kemarin telah diinisiasi oleh bapak Wali Kota dan leading sektornya dari Dinas Pendidikan. Hari ini dari Dinas Kesehatan dan bukan tidak mungkin bapak Wali Kota menganjurkan jika ada stakeholder lain ingin mencoba bisa mengkoordinasikan ke Dinas Pendidikan atau Dinas Kesehatan," katanya.
Ia mengatakan, uji coba juga bisa dilakukan dan terbuka bagi siapa saja, makin banyak simulasi makin banyak informasi yang didapatkan yang bisa dianalisa untuk perbaikan sistem ini. "Jadi begitu masuk 2025 kita sudah tidak ada kendala untuk pemberian makan bergizi gratis ini,” kata dia.