Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menyebut telah menyelesaikan kajian mengenai air limbah olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang dialirkan ke laut dan menyatakan hasilnya aman.
"Kami mengetahui dari otoritas terkait bahwa lembaga penelitian China telah menyelesaikan pengujian dan analisis pengambilan sampel independen pertama di China. Tidak ada kelainan yang terlihat dalam konsentrasi aktivitas tritium, cesium-137 maupun strontium-90," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, China pada Kamis (23/1).
Otoritas yang bertugas melakukan pengujuian adalah Badan Keselamatan Nuklir Nasional China yang mendapatkan contoh air limbah pada Desember 2024 dari perairan dekat saluran pembuangan untuk limbah yang dibuang pada Oktober 2024.
"Memastikan pengambilan sampel dan pemantauan independen oleh China dan pemangku kepentingan lainnya merupakan salah satu komitmen yang dibuat oleh Jepang terkait persoalan pembuangan air yang terkontaminasi nuklir dari PLTN Fukushima ke laut," tambah Mao Ning.
Pembuangan air yang terkontaminasi nuklir Fukushima, ungkap Mao Ning, menyangkut kepentingan bersama negara-negara di dunia.
"Jepang mengambil tindakan sepihak meski ada kekhawatiran dari negara-negara tetangga dan komunitas internasional karena tidak memiliki legitimasi dan rasionalitas. China tetap tegas menentang pembuangan air terkontaminasi nuklir Fukushima ke laut," ungkap Mao Ning.
Mao Ning mengatakan dengan tidak adanya mekanisme internasional yang wajib Jepang untuk menghentikan pembuangan air limbah Fukushima ke laut maka pengecekan sampel secara independen oleh negara-negara yang berkepentingan menjadi cara pemantauan yang efektif untuk mengendalikan risiko.
"Namun, kami juga mencatat bahwa lembaga profesional menunjukkan bahwa satu pengujian tunggal memberikan referensi yang terbatas. China akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mendesak Jepang memenuhi komitmennya, menempatkan proses pembuangan limbah di bawah pengawasan internasional yang ketat, dan melanjutkan pengambilan sampel dan pemantauan air secara independen," jelas Mao Ning.
Terkait dengan pembukaan keran impor produk laut dari Jepang setelah hasil pengujian menunjukkan air buangan aman, China menyebut akan selalu mengutamakan keamanan pangan rakyatnya.
"China selalu mengikuti pendekatan berbasis sains. Pengambilan sampel dan pengujian independen pertama hanyalah salah satu langkah dari Jepang untuk melaksanakan komitmennya terkait masalah pembuangan limbah Fukushima," tambah Mao Ning.
Pembukaan kembali impor produk akuatik Jepang, kata Mao Ning, bergantung pada serangkaian data termasuk dari pengambilan sampel dan pemantauan independen berkelanjutan China.
"Dan apakah Jepang akan mengambil langkah-langkah konkret untuk menjamin kualitas dan keamanan produk akuatik yang diekspor ke China secara efektif," ungkap Mao Ning.
Gelombang pertama pelepasan air PLTN Fukushima dimulai pada 24 Agustus 2023, dan total sekitar 31.200 ton air olahan dilepaskan dalam empat putaran pada tahun fiskal 2023, yang berakhir pada Maret 2024. Pada tahun fiskal 2024, TEPCO berencana melepaskan total 54.600 ton dalam tujuh putaran.
Selama ini China selalu dengan tegas menentang pembuangan air olahan itu karena menilai bukan perbuatan yang bertanggung jawab dan meminta Jepang dapat bekerja sama untuk membentuk pengaturan pemantauan internasional jangka panjang yang independen termasuk dengan mendapat sampel air olahan dan pemantauan mandiri.
TEPCO Holdings Inc memulai putaran kedelapan pembuangan air olahan dari PLTN Fukushima ke laut pada 7 Agustus 2024. TEPCO membuang sekitar 7.800 ton air buangan PLTN Fukushima yang telah disaring dari tangki penyimpanan ke Samudra Pasifik setelah mengencerkannya dengan sejumlah besar air laut. Pembuangan putaran keempat selesai pada 25 Agustus.
TEPCO, Badan Tenaga Atom Jepang, dan perusahaan riset swasta masing-masing memantau konsentrasi zat radioaktif dalam air dari tangki penyimpanan. Mereka mengonfirmasi bahwa kadar semua zat kecuali tritium berada di bawah standar nasional.
Konsentrasi tritium adalah 200.000 becquerel (satuan turunan untuk keradioaktifan) per liter, jauh melebihi tingkat pembuangan yang diizinkan pemerintah Jepang yaitu di bawah 1.500 becquerel per liter.
Namun, TEPCO mengatakan akan mengencerkan air dengan volume 740 kali lebih banyak dari air laut untuk memenuhi persyaratan pemerintah Jepang.
TEPCO dan pemerintah Jepang telah memantau konsentrasi zat radioaktif di air laut dan ikan di sekitar PLTN Fukushima yang rusak akibat gempa dan tsunami pada Maret 2011. Mereka menyebut tidak ada kelainan yang terdeteksi sejak Agustus 2023.