Kendari (ANTARA) - Sepanjang tahun 2023 produksi dan pemasaran kain tenun khas Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan yang signifikan.
Salah satu pemasok dan pemilik toko penyedia Tenun khas Sulawesi Tenggara Wa ode Arnas (34), di Kendari, Selasa, mengatakan selama tahun 2023 omset dan penjualan yang berhasil dilakukan oleh toko nya lumayan banyak dan signifikan.
Salah satu faktor penyebab masifnya penjualan di tahun 2023 adalah begitu banyaknya kegiatant atau acara budaya dan pariwisata yang terlaksana pada tahun tersebut.
“Sepanjang tahun 2023 penjualan kain Tenun khas Sultra yang diproduksi oleh penenun di toko saya lumayan banyak yang mungkin disebabkan oleh banyaknya kegiatan yang digelar di Sultra pada tahun itu,” kata Arnas sebagai salah satu pemilik toko tenun di Kota Kendari.
Sedangkan di bulan pertama tahun 2024 ini ia menuturkan penjualan masih cenderung lesu sebab selain masih awal tahun dimana kegiatan atau acara belum banyak terlaksana ia juga berpendapat bahwa mayoritas orang masih fokus ke pemilihan umum.
Mengenai harga untuk tahun 2024 tidak mengalami kenaikan meskipun dari sisi bahan baku ada kenaikan harga benang.
“Untuk harga tidak ada kenaikan sebab kami sesuaikan dengan daya beli masyarakat juga kecuali untuk sarung suku Tolaki jenis ATBM yang biasa dijual dengan harga Rp 100 ribu kita naikkan menjadi Rp 25 ribu sesuai permintaan pengrajin dikarenakan waktu kerja yang lumayan lama,” ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk motif tenun yang paling disukai dan paling laris terjual sepanjang tahun 2023 adalah motif tenun Tolaki dengan jenis alat tenun bukan mesin (ATBM) kemudian disusul dengan motif tenun suku Muna dengan jenis tenun manual.
Ia berharap setelah pemilu selesai akan banyak lagi acara atau kegiatan yang bisa diadakan di Sultra khususnya Kendari sebagai stimulus bagi penjualan tenun di Sultra.
“Semoga setelah Pemilu acara seperti di tahun 2023 bisa Kembali dilaksanakan di Sultra,” tambahnya.