Kendari (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Tenggara mendorong agar para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat menuangkan pangan khas di daerah menjadi motif kain tenun yang menarik.
Ketua Dekranasda Sultra Agista Ariany Ali Mazi di Kendari, Minggu, mengatakan Sulawesi Tenggara memiliki keberagaman budaya dan khas pangan daerah yang jika dituangkan ke dalam kain tenun maka akan menarik karena memiliki ciri khas tersendiri.
"Daerah kita itu adalah daerah kaya akan khasanah kebudayaan sebaiknya motif-motif tenun kita itu, kita menggali semua budaya yang ada d daerah kita sehingga bisa dituangkan menjadi sebuah motif, menjadi ciri khas daerah kita," kata Agista.
Ia menyampaikan beberapa pangan daerah yang bisa dituangkan di dalam kain tenun seperti Sinonggi yakni makanan khas Suku Toloki, Kosoami makanan khas suku Muna dan Buton, serta beberapa komoditas lainnya seperti kacang mete.
"Banyak seperti ada sinonggi, kacang mete, kasoami termasuk makanan kita juga yang beraneka ragam ada. Ini bisa dituangkan menjadi sebuah motif dan tidak dimiliki oleh daerah lain," ujar dia.
Ia menyampaikan bahwa memang Dekranas
memberikan pembinaan kepada para pelaku UMKM khususnya pembuatan kain tenun, namun lebih kepada kualitas produk.
Ia berharap seluruh pengrajin kain tenun di Sulawesi Tenggara dapat memahami kultur budayanya sendiri lalu dituangkan ke dalam kain tenun.
"Motif itu penting untuk menunjukkan identitas daerah kita. Kalau orang tertarik dia pasti keinginan untuk mencoba, maka dia akan membeli dan ketika dia senang maka dia akan menjadi penggemar. Inilah yang harus diperhatikan para UMKM kita," kata Agista.