Kendari (ANTARA) - Balai Karantina Indonesia melakukan penandatangan MoU dan perjanjian kerjasama dengan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara guna meningkatkan kualitas komoditi ekspor yang berasal dari wilayah di Sultra.
Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean, di Kendari, Selasa, mengatakan perjanjian kerjasama yang dilakukan bertujuan agar Universitas turut andil dalam membantu kerja Balai Karantina setempat sehingga mampu meningkatkan pengawasan sehingga meningkatkan ekspor komoditi ke depannya.
“Kerjasama ini dilakukan untuk melibatkan Universitas dalam membackup kegiatan Balai Karantina Indonesia yang ada di Sultra agar bekerja berdasarkan data-data ilmiah yang sangat dibutuhkan bagi negara-negara tujuan ekspor,” kata Sahat.
Ia mengungkapkan setiap negara tujuan ekspor membutuhkan data-data tentang kepastian kualitas barang yang di ekspor dan harus dipastikan bahwa barang yang diekspor sesuai dengan kebutuhan dan standar negara-negara tersebut.
“Nah hal itu tentunya bisa terwujud dengan dukungan institusi yang berkaitan dengan riset dalam hal ini Universitas dan perguruan tinggi,” katanya.
Selain itu, Sahat juga mengungkapkan bahwa kerjasama yang dilakukan sekaligus bentuk keterbukaan Balai Karantina Indonesia untuk menerima mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari berbagai Universitas untuk belajar di seluruh Balai Karantina di Indonesia.
Sementara itu, Rektor Universitas Halu Oleo Prof. Muhammad Zamrun Firihu mengatakan sangat menyambut baik apa yang dilakukan Balai Karantina dengan berkomitmen membantu kerja Balai Karantina melalui dosen ataupun mahasiswa.
“Ini tentunya sangat positif untuk menjamin kualitas hasil pertanian, hewan ternak maupun kualitas hasil perikanan kita melalui kolaborasi multi pihak,” ujarnya.