Istanbul (ANTARA) - Setelah serangan mematikan di New Orleans pada Rabu (1/1) pagi, otoritas lokal di seluruh Amerika Serikat (AS) meningkatkan langkah-langkah keamanan.
Di Houston, FBI dan Kantor Sheriff Harris County melanjutkan penggeledahan lokasi yang telah disetujui pengadilan di dekat persimpangan Hugh Road dan Crescent Peak Drive, menurut pernyataan dari FBI Houston.
"Selama operasi ini, kami telah mengerahkan tim-tim khusus, termasuk tim SWAT FBI, Negosiator Krisis, Teknisi Bom Agen Khusus, Pusat Operasi Taktis, Tim Respon Bukti, dan kelompok penyelidik kontra-terorisme," kata FBI.
Pembatasan penerbangan sementara diberlakukan, dan FBI meminta masyarakat untuk menghindari area tersebut.
Di New York, Gubernur Kathy Hochul menyoroti investasi pemerintahannya dalam upaya kontra-terorisme, termasuk tambahan pendanaan sebesar 10 juta dolar AS (sekitar Rp16,2 miliar) untuk mendukung upaya negara bagian dan lokal dalam mengatasi radikalisasi dan meningkatkan kemampuan respons.
“Selain itu, kami telah menambahkan staf baru, alat intelijen, dan sumber daya lainnya ke Kantor Kontra-Terorisme NYSP dan DHSES karena saya percaya bahwa tenaga profesional penegak hukum dan keamanan dalam negeri kami layak mendapatkan peralatan dan pelatihan terbaik yang tersedia,” kata Hochul.
“Setelah serangan di New Orleans dan Las Vegas, @NYPDPC dan saya terus berkomunikasi,” ujar Wali Kota New York City Eric Adams melalui platform X.
“Meskipun tidak ada ancaman langsung terhadap kota kami saat ini, sebagai langkah antisipasi, kami telah meningkatkan keamanan dan menambah kehadiran NYPD di lokasi-lokasi relevan, termasuk Trump Tower dan Times Square,” tambahnya.
Komisaris Departemen Kepolisian New York City (NYPD) Jessica Tisch memastikan peningkatan kehadiran polisi di sejumlah lokasi penting guna menekankan pentingnya kewaspadaan.
"Peninjauan awal terhadap latar belakang, tindakan, dan keberadaan daring terduga pelaku tidak menunjukkan adanya hubungan dengan Kota New York. Namun, sebagai langkah pencegahan, NYPD akan terus meningkatkan kehadiran di seluruh kota di lokasi yang relevan sesuai kebutuhan," ujar Tisch.
Setidaknya 15 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka ketika sebuah truk menabrak kerumunan di kawasan French Quarter, New Orleans, sekitar pukul 3.15 pagi waktu setempat pada Rabu pagi.
FBI mengidentifikasi tersangka yang diduga menabrakkan truk ke kerumunan perayaan Tahun Baru sebagai Shamsud-Din Jabbar, seorang warga negara AS berusia 42 tahun dan veteran militer.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pejabat AS perketat keamanan setelah serangan di New Orleans