Kendari (ANTARA) - Kementrian Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah mengangkat tenaga profesional sebagai pendamping penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Sultra Isnain Lakimi di Kendari, Sabtu mengatakan pengangkatan pendamping KUR sudah berjalan kurang lebih tiga bulan.
“Secara teknis memang para pelaku koperasi dan UMKM yang menginginkan pendampingan untuk memperoleh bantuan modal lebih mudah lewat para pendamping KUR," kata Isnain.
"Pendamping yang mengurus berkas dari A sampai Z kemudian disampaikan ke bank, sehingga dibutuhkan dan menjadi salah satu program andalan,” ujarnya.
Saat ini, kata dia, pendamping KUR masih terbatas hanya ada di Kota Kendari sebanyak 11 orang yang diangkat oleh Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM.
Secara terpisah Arwah , seorang pendamping KUR mengatakan salah satu tugas pendamping adalah memfasilitasi para pelaku UMKM untuk mendapatkan akses di perbankan.
Sebab masyarakat biasanya enggan berurusan di bank karena tidak berani berurusan, banyak aktivitas; dan karena tidak mau meminjam di bank.
“Nah yang kita fasilitasi itu yang tidak berani dan yang banyak aktivitasnya. Misalnya, kalau banyak aktivitas maka urusan berkas difasilitasi pendamping,” ujar Arwah.
Besaran pinjaman KUR yang dapat difasilitasi oleh pendamping KUR adalah Rp 10 juta sampai Rp500 juta.
Arwah mengungkapkan selama ini yang banyak difasilitasi adalah pinjaman KUR Rp10 juta sampai Rp50 juta dan ada juga yang sampai Rp350 juta.
Dia menjelaskan kelebihan dana KUR adalah tanpa agunan persyaratannya tidak berbelit-belit dan berkasnya diantarkan langsung oleh pendamping KUR.
"Setelah diuruskan, kita suruh perbankan hubungi saja mereka (pelaku UMKM), jangan hubungi kita. Nah setelah cair bahkan ada yang menelpon mau kasi sesuatu tapi kita tolak karena kita ini dihonor oleh kementerian,” tambahnya.