Kendari (ANTARA) - Kondisi musim hujan saat ini yang bersamaan waktunya musim panen mengakibatkan harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp4.200 per kilogram.
Pantauan di Wilayah Kacamatan Lantari Jaya, Rumbia dan Rarowatu Utara, Jumat, harga gabah di tingkat petani saat ini, hanya bisa dibeli para pengusaha mitra Bulog hanya berkisar antara Rp3.800 hingga Rp3.900 per kilogram, atau mengalami penurunan antara Rp300 hingga Rp400 per kilogram dari HPP.
"Para pedagang yang membeli gabah di tingkat petani saat ini, juga masih setengah hati membeli dalam jumlah banyak karena mereka khawatir gabah yang dibeli itu tidak semuanya dibeli Bulog dengan alasan, stok gabah di gudang masih banyak," kata Ahmad, salah seorang petani di Lantari Jaya.
Akibatnya kata dia, petani sawah saat ini, kembali alami keterpurukan dengan harga gabah di bawah harapan yang dijanjikan pihak mitra Bulog yang akan menyerap semua hasil panen padi di wilayah itu.
Kadis Ketahanan Pangan Bombana, Muslihin yang dikonfirmasi melalui telpon, membenarkan, sejak awal Juli 2021, sebagian areal persawahan di beberapa kecamatan di Bombana sudah ada yang panen, namun terkait masalah harga pembelian gabah di tingkat petani, diakuinya bukan kewenangan pihaknya.
"Yang kami tahu, bahwa harga pembelian gabah yang dilakukan mitra Bulog melalui para pengusaha di lapangan berkisar Rp3.500 hingga Rp3.800 per kilogram, itu pun gabah dengan kualitas yang standar," ujaranya.
Apalagi dalam suasana hujan saat ini, dikhawatirkan harga gabah ditingkat petani akan turun seiring dengan memasuki puncak panen pada bulan Agustus hingga September 2021.
"Pemkab Bombana berharap agar Bulog yang telah diberi kewenangan untuk membeli gabah petani bersama mitranya bisa mengatasi dengan menyerap hasil panen petani dengan harga yang mendekati HPP," ujar Muslihin.