Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) memperkirakan luas panen padi pada 2020 sebesar 132,99 ribu hektare, naik sebanyak 0,64 ribu hektare atau 0,49 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 132,34 ribu hektare.
Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti di Kendari, Selasa, memperkirakan produksi padi pada 2020 mencapai 539,35 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), naik 19,65 ribu ton atau 3,78 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 519,71 ribu ton GKG.
"Jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 diperkirakan sebesar 308,14 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 11,22 ribu ton atau 3,78 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 296,92 ribu ton," ujarnya.
Sebelumnya Kadis Pertanian dan Peternakan Sultra Budianti Kadidaa mengatakan Pemprov Sultra terus berupaya mendorong perluasan dan produktivitas petani padi setempat dalam mencapai delapan ton per hektare.
"Saat ini rata-rata produktivitas petani kita hanya berkisar 4-5 ton per hektare, padahal itu bisa lebih dimaksimalkan menjadi delapan ton per hektare," katanya.
Dikatakan, salah satu upaya meningkatkan produktivitas padi adalah dengan cara menggunakan benih padi varietas unggul seperti varietas Satria 05 dan beberapa varietas unggul yang sudah memiliki sertifikasi.
"Tidak hanya produktivitasnya yang tinggi, tetapi varietas ini memiliki jangka waktu tanam yang pendek hanya mencapai 100 hari sudah bisa dipanen," katanya.
Ia juga memperkirakan areal panen padi 2020 mencapai 132 ribu hektare iyang sekitar 50 persen berada di wilayah Kabupaten Konawe, dan sisanya tersebar di wilayah kabupaten Konawe Selatan, Bombana, Kolaka dan Kolaka Timur dan Konawe Utara, Buton dan Muna Barat.