Jakarta (ANTARA) - Film berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) berhasil meraih penghargaan dari Festival Film Internasional Shanghai ke-23 yang berakhir pada Minggu (2/8) malam.
Film bergenre drama itu merupakan satu dari empat film Indonesia yang turut memeriahkan festival film internasional tahunan di kota terkaya di China itu.
Tiga judul film Indonesia lainnya yang diputar di Shanghai adalah Abracadabra, 2 Garis Biru, dan Hiruk Pikuk Al Kisah.
NKCTHI mendapatkan Golden Goblet Award bersama sembilan film lainnya dari berbagai negara.
Di tengah industri film dunia yang terdampak COVID-19, partisipasi keempat film Indonesia dan keberhasilan atas penghargaan memberikan kebanggaan tersendiri, khususnya bagi masyarakat Indonesia yang berada di Shanghai, demikian Konsulat Jenderal RI di Shanghai dalam pernyataan tertulisnya kepada ANTARA, Senin.
Film NKCTHI karya Angga Dwimas Sasongko bercerita tentang kakak-beradik Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara Aisha), dan Awan (Rachel Amanda) yang hidup dalam keluarga yang tampak bahagia.
Setelah mengalami kegagalan besar pertamanya, Awan berkenalan dengan Kale (Ardhito Pramono), seorang cowok eksentrik yang memberikan Awan pengalaman hidup baru, tentang patah, bangun, jatuh, tumbuh, hilang, dan semua ketakutan manusia pada umumnya.
Perubahan sikap Awan mendapat tekanan dari orang tuanya. Hal tersebut mendorong pemberontakan ketiga kakak beradik itu yang menyebabkan terungkapnya rahasia dan trauma besar dalam keluarga mereka.
Festival Film Internasional Shanghai tahun ini diikuti 322 film dan 700 peserta pameran dari dalam dan luar China yang diputar di sembilan gedung bioskop.
Film-film tersebut menarik pencinta film di Shanghai sehingga hampir seluruh tiket yang hanya dijual secara daring ludes dalam waktu 30 menit pertama saat penjualan dibuka.
Panitia juga memberlakukan protokol kesehatan yang ketat kepada para penonton dengan kapasitas terbatas.
Para penonton wajib mengenakan masker dan menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki gedung bioskop.
Tahun ini acara pembukaan dan penutupan dilakukan secara sederhana mengingat keadaan dunia yang masih belum pulih dari pandemi.
Selain film dan acara televisi, festival tersebut juga menjadi ajang promosi berbagai layanan daring dan konsultasi hak cipta serta asuransi perfilman, demikian pihak penyelenggara dikutip media setempat.