Kendari (ANTARA) - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tenggara menyebutkan bahwa toleransi umat beragama di Kota Kendari dan umumnya di Sultra sejak dulu hingga sekarang tetap terpelihara dengan baik, ditandai dengan adanya bangunan masjid di satu tempat yang bersebelahan bersanding dengan bangunan gereja.
"Simbol toleransi umat beragama di Kota Kendari sangat terjaga hingga saat ini, tandai adanya bangunan masjid dan gereja yang nyaris satu atap dan satu tembok di kota ini," kata Ketua FKUB Sultra Abdul Hamid di Kendari, Senin.
Ia mencontohkan, Masjid Da’wah Wanita dan Gereja Pantekosta Bukit Zaitun di Kelurahan Dapu-Dapura Kecamatan Kandari yang letaknya saling berdempetan, merupakan bukti terpeliharanya kerukunan umat beragama di Kota Kendari.
Dua rumah ibadah yang dibangun sejak tahun 1950 itu, masih berdiri kokoh, bahkan terus diperbaharui, seiring bertambahnya jemaah melaksanakan ritual keagamaan sehari-hari.
Bangunan masjid dan gerjea juga ditemukan di Jalan Saranani antara Masjis Al-Muqarabun yang berhadapan dengan Gereja Yesus Gembala dan bangunan itu didirikan era tahun 1982-an.
Dan masjid Raya Al-Kautsar Kota Kendari di Kelurahan Mandonga dan hanya dipisahnkan dengan jalan terdapat gereja Ora Etlabora yang juga dibangun tahun 1980-an dan masih ada beberapa bangunan lain seperti itu, setiap ada masjid juga ada gereja di dekatnya.
Salah satu pengurus masjid Da’wah Wanita Kota Kendari Muh.Yusuf, mengatakan meski bangunan masjid dan gereja hanya terpisah tembok berjarak setengah meter, namun tidak menjadi halangan bagi umat muslim maupun nasrani, melaksanakan ritual ibadah sehari-hari.
"Sejak kedua rumah ibadah ini didirikan, kegiatan keagamaan jamaah masjid maupun gereja, berjalan sebagaimana biasa, tanpa saling terganggu, baik saat Bulan Suci Ramadhan maupun pada hari hari besar keagamaan lainnya,” ungkapnya.
Kokohnya kerukunan hidup antar-umat beragama di Kendari, tidak terlepas dari peran para tokoh agama, yang selalu mengajak umatnya mengkaji dan mendalami sumber-sumber ajaran agama.
Untuk itu, diharapkan seluruh tokoh lintas agama, senantiasa mempertahankan nilai-nilai luhur kerukunan umat yang sudah dianut sejak dulu hingga saat ini.