Kendari (Antaranews Sultra) - Harga 10 komoditas perkebunan unggulan di Sulawesi Tenggara selama satu bulan terakhir ini masih normal dan belum ada lonjakan yang berarti.
Kadis Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Dr Yesna Suarni di Kendari, Selasa, menyebutkan, dari 10 komoditas perkebunan yang menjadi titik perhataian pihaknya yang menjadi laporan ke Kemeterian Pertanian terkait perkembangan harga adalah kakao unfermented, jambu mete (gelondongan dan kacaang mete), lada putih/lada hitam, cengkih (bunga cengkih dan gagang cengkih), kelapa (kelapa biji batok.
Kemudian kopra, arang tempurung, minyak kelapa olahan dan gula kelapa), aren (gula aren), sagu (sagu basah dan sagu tepung), pala (pala kulit/gelondongan, pala kupas dan bunga pala), kemiri (kemiri gelondongan dan kemiri kupas) dan pinang kupas.
Menurut Yesna, proses pendataan harga komoditi perkebunan itu dilakukan di sejumlah pasar komoditi hasil perkebunan yang ada di Kota Kendari dan juga membandingkan dengan harga pada tingkat petani/produsen, ditingkat pedagang pengumpul, ditingkat pedagang antar daerah hingga pada tingkat pedagang pengecer.
"Dalam setiap sepekan terkadang alami pergerakan harga namun selama ini masih dalam batas yang wajar, dan sudah menjadi mekanisme pasar," ujaranya.
Ia menyebutkan, harga kakao unfermented dengan kadar air plus minus 10 persen bervariasi antaara Rp23.000 hingga Rp27.000 per kilogram tergantung dari tempat dimana dilakukan transaksi pembelian.
"Yang terjadi selama ini bahwa harga terendah itu terjadi pada tingkat petani produsen dan harga tertinggi terjadi di pedagang pengumpul dan antar pedagang pengecer," ujar Yesna.
Sementara harga jambu mete gelondongan juga bervariasi antara Rp15.000 per kilogram di tingkat petani dan Rp19.000 per kilogram ditingkat pedagang antar daerah. Sedangkan dalam bentuk kacang mete super saat ini dipasarkan antara Rp145.000 hingga Rp160.000 per kilogram.
Lada putih masih tetap stabil pada kisaran Rp40.000 per kilogram ditingkat petani produsen dan Rp60.000 per kilogram pada tingkat pedagang pengecer. Cengkih masih berada pada posisi rendah yakni Rp80.000 higga Rp87.000 per kilogram ditingakt petani dan pengumpul.
Begitu pula kelapa biji kering juga bervariasi tergantung dari besar kecilnya yakni antaara Rp2.500 hingga Rp4.500 ditingkat petani produsen dan pedagang pengumpul.
Gula aren yang merupakan produk lokal juga harganya berfluktuasi sesuai dengan permintaan konsumen. Biasnya harga gula aren Rp13.500 per kilogram naik antara Rp15.000 hingga Rp17,000 per kilogram ditingkat pedagang pengumpul. Sedangkan sagu, pala, kemiri dan pinang juga belum mengalami perubahan yang berarti dan masih seperti pada bulan lalu dengan tingkat permintaan pasar masih normal.