Dubai (Antara News) - Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia harus memiliki pusat logistik terpadu yang memungkinkan pengelolaan logistik efisien.
"Ini gudang logistik terbesar yang kepada kepala Bulog dan Menteri perdagangan saya mau tunjukkan," kata Presiden usai meninjau Pusat Logistik Dubai, Techno Park di Dubai, Senin siang.
Presiden mengatakan pola pengelolaan gudang logistik yang benar adalah mampu menampung semua produk petani dan menyimpan serta mendistribusikannya dengan baik.
"Gudang logistik yang betul seperti ini, ada daging,ayam, beras dan lain lain ini bisa serap produk petani," kata Presiden.
Kepala negara mengatakan dari mencontoh apa yang ada di Dubai, maka Indonesia akan mengembangkannya.
Presiden menjelaskan dalam dua hingga tiga minggu ke depan akan ada tim yang menjajaki baik dari Indonesia maupun dari Dubai untuk kerjasama ini.
"Harus diberi contoh dulu, nanti yang lain mengcopy. Dan meniru, kita dua minggu tim dari sini tim akan datang ke Jakarta, jangan terlalu lama, segera diselesaikan," tegas Presiden.
Sebelumnya Presiden meninjau Dubai Port dan juga Dubai Aluminium. Usai mengunjungi Dubai, Kepala Negara dijadwalkan bertolak menuju Qatar untuk melakukan kunjungan kerja hingga Selasa (15/9) mendatang.
Setelah menempuh perjalanan darat dari Abu Dhabi, Presiden meninjau bagaimana pelabuhan peti kemas melakukan pengelolaan dengan efesien dan adanya kepastian waktu.
"Ini sudah kita siapkan 'dry port' kerja sama di Surabaya dan kita kembangkan di Tanjung Api-api (Sumsel), saya minta dua minggu survei dan di jakarta kita putuskan langsung jalan," kata Presiden Joko Widodo usai melakukan peninjauan di Dubai Port World.
Selain meninjau pelabuhan, Kepala Negara juga meninjau pabrik pengolahan aluminium yang nantinya akan didorong untuk bekerja sama mengembangkan aluminium di Asahan, Sumatera Utara.
"Aluminium juga sama di Asahan ada pasir silika, ada nikel yang sebetulnya bisa kita kerjakan sebagus ini, antara dua-tiga minggu ini jalan, apakah kerja sama dengan BUMN, atau bisa mereka (Dubai) sendiri silahkan, kita memang telat tapi segera ambil keputusan," kata Presiden.
Kepala negara mengatakan dengan pola pengelolaan seperti ini maka kegiatan bongkar muat dan pengelolaan peti kemas akan efektif dan kompetitif.
"Yang jelas menjamin biaya yang lebih rendah 20 persen, efesien bisa berikan pelayanan yang baik," kata Kepala Negara.
Pengelola Dubai Port dan Dubai Alumininium diajak untuk berinvestasi dan mengembangkan pelabuhan serta pengelolaan aluminium di Indonesia karena mereka dinilai memiliki kemampuan dan pengalaman menangani hal itu.
"Mereka punya pengalaman punya jaringan semua perusahaan logistik di seluruh dunia bisa disini, kalau ini bisa dilakukan nanti biaya logistik murah akhirnya barang akan kompetitif dan harganya rendah," tegas Presiden.