Kendari (ANTARA News) - Dinas Kebersihan kota Kendari, Sulawesi Tenggara, mengimbau warga kota itu agar senantiasa mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kendari dr Maryam, di Kendari, Minggu, mengatakan, imbauan tersebut guna selalu mengingatkan warga agar mewaspadai DBD di musim yang tidak menentu ini.
"Musim sekarang tidak lagi menentu, kita tidak bisa tebak kapan musim hujan dan kapan panas, sehingga bahaya terjangkitnya nyamuk DBD selalu mengintai," katanya.
Ia mengatakan, penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti yang umumnya muncul di musim hujan atau musim peralihan dari kemarau ke musim hujan atau hujan ke kemarau.
"DBD tidak akan pernah habis selama masih ada sarang atau perindukan nyamuk di sekitar kita," katanya.
Maryam menjelaskan, yamuk jenis Aedes Aegypti ini, hidup dan berkembang di dalam air bersih. Sehingga apabila warga tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) bisa menjadi korban dari gigitan nyamuk tersebut.
"Tanda-tanda BDB itu yakni demam dan panas selama 2-7 hari, sakit kepala, sakit otot dan sendi serta timbul bintik merah dibawah kulit," katanya.
Karena itu kata Maryam, untuk mengantisipasi terjangkitnya DBD di lingkungan keluarga, warga diminta ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menerapkan tiga M-Plus (mengubur, menguras, menutup).
"Yang terutama lagi adalah menggunakan kelambu saat tidur. Selain simpan bubuk abate di dalam bak air, dan itu tersedia gratis di Rumah sakit, Puskesmas dan puskesmas pembantu terdekat," katanya.
Maryam mengatakan, peran dinas kebersihan dalam menangani berjangkitnya DBD tersebut, yaitu rutin melakukan sosialisasi dan melakukan penyemprotan bila ada kasus yang dinyatakan positif di lingkungan masyarakat. (ANT).