Kendari (ANTARA News) - Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini masih merupakan daerah yang endemis penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, dr Maryam Rufiah, di Kendari, Kamis, mengatakan, semua kecamatan yang ada di Kota Kendari merupakan daerah endemis DBD, sehingga siapapun di daerah ini berpotensi untuk terserang DBD.
"Karena itu, kami selalu imbau kepada warga agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan masing-masing, karena lingkungan kotor menjadi pemicu mewabahnya DBD," kata Maryam.
Maryam mengatakan, kasus DBD akan banyak terjadi pada akhir tahun sampai awal tahun, karena saat itu terjadi pergantian musim.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab DBD aktif pada pergantian musim seperti ini," katanya.
Menurut Maryam, untuk mengantisipasi tingginya kasus tersebut, pemerintah telah menginstruksikan kepada masyarakat untuk menerapkan pola Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Tim PHBS di semua kecamatan yang ada di Kendari telah kita bentuk, guna melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya PHBS dalam mengantisipasi mewabahnya DBD," ujar Maryam.
Menurut Maryam, tim PHBS di masing-masing kecamatan itu aktif melakukan sosialisasi dan kampanye penerapan pola hidup bersih dan sehat.
"Kampanye dan sosialisasi PHBS yang kami lakukan di masyarakat, tersebut, melibatkan aparat pemerintah setempat seperti ketua RT ketua RW, lurah dan camat," ujarnya.
Untuk lebih memperkuat tim PHBS di kecamatan tersebut, katanya, pihaknya juga membentuk tim PHBS diseluruh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang ada di semua wilayah Kota Kendari agar penerapan PHBS kepada masyarakay lebih maksimal.
"Jumlah puskesmas yang ada saat ini sebanyak 14 unit, tim PHBS puskesmas ini dipimpin langsung oleh masing-masing kepala puskesmas," pungkasnya. (Ant).