Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari menurunkan sekitar 100 personel kepolisian untuk mengamankan tawuran antarkelompok masyarakat di Kelurahan Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra)
Wakil Kepala Polresta Kendari AKBP Moch. Yosa Hadi saat ditemui di Kendari, Jumat malam, mengatakan bahwa dalam pengamanan tawuran antarkelompok masyarakat tersebut pihaknya menurunkan sekitar 100 personel dari satuan kerja (Satker) Samapta, Reskrim, dan Intelkam.
“100 lebih dari Polsek jajaran dan Polresta Kendari,” kata Yosa.
Dia menyebutkan saat ini pihaknya tengah mengamankan kedua belah pihak yang bertikai untuk dicarikan jalan agar bisa berdamai.
“Kami komunikasikan dan mediasi di antara kedua belah pihak diupayakan untuk mediasi dan dikembalikan ke ranah yang berwenang,” ujarnya.
Yosa mengungkapkan pihaknya bersyukur tidak ada korban dari antara kedua belah pihak kelompok masyarakat yang bertikai itu.
“Kami imbau supaya main hakim sendiri yang nantinya akan merugikan kedua belah pihak,” ujarnya.
Pantauan ANTARA, hingga malam hari ini para petugas kepolisian masih berupaya untuk memediasi kedua belah pihak yang terlibat tawuran.
Sebelumnya, konflik antarwarga tersebut bermula karena protes terhadap persoalan banjir yang disebabkan oleh pengembang salah satu perumahan di Jalan Hurami, Kelurahan Punggolaka.
"Dari atas (Jalan Hurami) airnya mengalir ke seberang jalan di lorong. Mereka protes di depan lorong (tepat di Jalan Pattimura)," katanya.
Tidak terima disebut-sebut sebagai penyebab banjir, kata dia, warga yang bermukim di Jalan Hurami kemudian keluar ke depan jalan dan tawuran pun terjadi.
Mereka "keluar, langsung kacau," ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa saat tawuran terjadi, terlihat sejumlah warga yang bertikai membawa sejumlah senjata tajam jenis parang dan tombak.
"Ada yang bawa parang tadi dengan tombak," ujarnya.