Jakarta (ANTARA) - Layanan pemutaran film berbayar KlikFilm akan menayangkan film dokumenter berjudul "Petrus", yang dibuat berdasarkan rangkaian peristiwa penembakan preman pada tahun 1980-an, mulai 8 Desember 2024.
Menurut siaran pers rumah produksi di Jakarta, Selasa, film dokumenter buatan KlikFilm Production itu mengupas sisi gelap kebijakan yang pada masa lalu dijalankan oleh pemerintah untuk memberantas kejahatan.
"Awalnya, saya ingin mengangkat sebuah film bertema kekerasan, seperti tentang preman atau gangster. Lalu, saya terpikir, kenapa tidak membuat film bersumber dari sebuah kejadian besar. Akhirnya diputuskan untuk membuat film 'Petrus' ini," kata Edy Prass selaku produser film "Petrus."
Menurut sutradara Tri Sasongko Hutomo, film dokumenter "Petrus" menyajikan fakta secara objektif berdasarkan kesaksian langsung orang-orang yang mengetahui kejadian penembakan misterius.
"Film dokumenter ini berdasarkan kesaksian tokoh-tokoh yang mengalami langsung dilancarkannya OPK," kata Hutomo menggunakan singkatan Operasi Pemberantasan Kejahatan.
Ia menyampaikan bahwa OPK pertama kali dilaksanakan di Kota Yogyakarta dan kemudian dilanjutkan ke kota-kota lain di Indonesia dalam kurun 1981 sampai 1983.
Di antara orang yang menyampaikan kesaksian mengenai operasi pemberantasan kejahatan pada awal tahun 1980 ada Yudho, yang sahabatnya menjadi korban penembakan misterius atau petrus di Kota Yogyakarta.
"Menurut saya, tidak fair Wahyo jadi korban petrus, karena dia orang yang baik," kata Yudho tentang sahabatnya.
"Saya juga tidak tahu kenapa Wahyo menjadi target. Setahu saya Wahyo hanya dipakai rekeningnya oleh preman, dan waktu itu saya juga sudah memperingatkan ke Wahyo untuk hati-hati," katanya.