Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan, kelompok makanan, minuman serta tembakau sebesar 6,03 persen picu terjadinya inflasi pada Mei 2024 sebesar 2,57 persen (y-on-y) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,89.
Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti, saat menyampaikan rilis di Kendari, Senin mengatakan dari empat kabupaten kota yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi tertinggi terjadi di Kota Baubau sebesar 2,96 persen.
"Jadi kelompok ini (makanan, minuman dan tembakau-red) pada Mei 2024 inflasi sebesar 6,03 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 105,28 pada Mei 2023 menjadi 111,63 pada Mei 2024," ujarnya.
Kelompok ini, kata Agnes memberikan andil/sumbangan inflasi sebesar 1,91 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu beras sebesar 0,53 persen, sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0,47 persen, kangkung sebesar 0,18 persen, sawi hijau sebesar 0,17 persen bayam sebesar 0,16 persen, terong 0.11 persen dan tomat serta daging ayam ras masing-masing 0,10 persen.
Menurut Agnes, inflasi terjadi karena adanya kenaikan yang ditujukan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, selain makanan, minuman dan tembakau, juga kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,08 persen.
"Maka dari itu, secara umum harga berbagai komoditi pada Mei 2024 menunjukkan adanya kenaikan. Dimana pada empat kabupaten/kota (Kota Kendari, Kota Baubau, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka) terjadi kenaikan IHK dari 104,21 pada Mei 2023 menjadi 106,89 pada Mei 2024," ujar Agnes di dampingi kepala Ststistika Madya BPS Sultra Muh.Amin.
Ia menambahkan, Inflasi (m-to-m) tercatat sebesar 0,10 persen dan inflasi (y-to-d) tercatat sebesar 1,37 persen.
Rilis BPS yang juga dihadiri Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan La Ode Saefuddin, Perwakilan dari Bank Indonesia, Bea Cukai, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Biro Ekonomi Setda Sultra dan instansi terkait lainnya.