Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar kuliah umum bertajuk “Penguatan Kemandirian Daerah Menuju Resiliensi Berkelanjutan” di Auditorium Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang menekankan perlunya kolaborasi pentaheliks dalam penanggulangan bencana.
Sekretaris Utama BNPB Rustian dalam keterangannya yang disiarkan di Jakarta, Jumat, memaparkan materi berjudul Penguatan Peran Pentaheliks dalam Penanggulangan Bencana, yang intinya bahwa bencana adalah everybody’s business dan merupakan tanggung jawab semua pihak, sehingga perlu penguatan kemitraan dan sinergitas multipihak (pentaheliks) dalam penanggulangan bencana.
“Penanggulangan bencana harus inklusif, kolaboratif dan integratif, tidak silo-silo dan harus bisa membangun jembatan bagi semua pihak untuk mengambil peran, harus terpadu di mana semua pihak memiliki tujuan bersama untuk mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana 2045 melalui resiliensi berkelanjutan di Indonesia,” ujar Rustian.
Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis (12/10), yang melibatkan lebih dari 500 unsur pentaheliks bergabung pada kegiatan ini, baik dari unsur pemerintahan (forkopimda), akademisi (dosen/tenaga kependidikan dan mahasiswa), praktisi kebencanaan, media, dan relawan. Kuliah umum sebagai rangkaian Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Rektor UHO Muh. Zamrun Firihu menyampaikan ucapan terima kasih atas dipilihnya UHO sebagai lokasi penyelenggaraan kuliah umum.
“Kegiatan ini untuk memberikan informasi tentang kebencanaan dan kebencanaan itu tidak hanya bencana alam saja, tapi juga bencana non alam. Mitigasi dan pengurangan risiko bencana sangat penting dan Kampus UHO mendukung untuk pengurangan risiko bencana,” ucap Zamrun.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Konawe Utara Ruksamin membawakan materi dengan tema Kepemimpinan dalam Penanggulangan Bencana Daerah, menyampaikan poin penting tentang peran kepemimpinan dalam situasi krisis, di mana seorang pemimpin memiliki peran manajerial, yaitu informational, interpersonal dan decisional (pengambil keputusan).
“Kapabilitas seorang pemimpin merupakan tonggak suksesnya organisasi ataupun tim dalam meraih tujuan bersama,” ucap Ruksamin.
Menurut dia, pemimpin harus mampu melaksanakan fungsi koordinasi dan komunikasi untuk sebuah keputusan dengan cepat di tengah kritik yang terus muncul saat situasi krisis. Koordinasi dengan pakar, Forkopimda dan semua pihak adalah penting.
Ruksamin juga menyampaikan dukungan yang positif terhadap program kebencanaan. Program kerja Kabupaten Konawe Utara, khususnya perencanaan pembangunan daerah sudah terintergrasi dengan rencana penanggulangan bencana. Hal tersebut ditegaskan juga di dalam perumusan visi dan misi kepala daerah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB gelar kuliah umum tekankan pentaheliks penanggulangan bencana