Kendari (ANTARA) - Dinas Perkebunan Sulawesi Tenggara menyebutkan harga bunga cengkih kering di pusat penjualan hasil perkebunan di Kota Kendari, Sultra, selama sepekan terakhir ini mencapai Rp112.000 per kg atau mengalami penurunan dibanding periode sebelumnya yang mencapai Rp130.000 per kg.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra, Ihlas Landu di Kendari, Selasa, mengatakan turunnya harga bunga cengkih itu sebagai dampak dari curah hujan yang cukup tinggi selama tahun 2025, yang mempengaruhi pembelian di tingkat petani pengumpul.
"Yang pasti bahwa harga sebesar Rp112.000 per kilogram itu merupakan tertinggi sepekan terakhir. Dimungkinkan akan naik bila permintaan pasar meningkat seiring dengan kualitas bunga cengkih yang diinginkan pasar," ujarnya.
Ia mengatakan permintaan terhadap bunga cengkih selama ini datang dari sejumlah daerah di Pulau Jawa dan di luar Jawa seperti Bali dan Nusa Tenggara, yang pedagang antarpulau itu langsung membeli di tingkat petani produsen.
Menurut Ihlas Landu, pedagang mengaku bila membeli langsung di tingkat petani masih bisa diperoleh dengan harga di bawa Rp112.000 per kilogram, sementara bila sudah diperoleh dari pedagang antardaerah sudah mencapai Rp120.000 atau lebih per kilogram.
Sementara harga jenis komoditas perkebunan lainnya seperti kakao, lada putih, kopra, mete gelondongan, pinang kupas, kemiri dan pala kulit maupun pala kupas hingga bunga pala/fuly masih stabil.
Data perkembangan harga yang dihimpun dari Pusat Informasi Pasar (PIP) Dinas Perkebunan Sultra menyebutkan, harga kakao non Fermentasi Rp110.000 per kilogram, lada putih Rp130.000 per kilogram dan kopra hitam Rp19.000 per kilogram.
Sementara mete gelondong Rp20.000 per kilogram, mete kupas Rp135.000 per kilogram, pinang kupas Rp7.500 per kilogram, kemiri gelondong Rp7.500 per kilogram, pala kulit Rp46.000 per kg, pala kupas Rp60.000 per kg, bunga pala/fuly mencapai Rp220.000, TBS kelapa sawit Rp2.600 per kg.