Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar sosialisasi Program Prioritas Nasional (ProPN) dan penandaan stunting yang menyasar kader Tri Bina, UPPKA dan kelompok remaja sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bombana, Selasa.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Sekda Kabupaten Bombana Man Arfa yang dihadiri oleh Kepala BKKBN perwakilan Sultra Asmar.
Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar dalam sambutannya mengatakan pentingnya memahami program 1000 hari pertama kehidupan (HPK), karena di masa inilah kualitas sumber daya manusia mulai di cetak.
"1000 HPK dimulai sejak konsepsi 270 hari dalam kandungan dan dilanjutkan dengan 730 hari setelah lahir (usia 2 tahun). Kekurangan asupan nutrisi pada periode ini dapat menyebabkan stunting pada anak. Stunting secara fisik dan kognitifnya rendah. Sehingga, produktivitasnya kurang dan kualitas manusianya rendah, sehingga menjadi tidak kompetitif,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, setidaknya ada beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting pada anak, yaitu kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
"Kemudian, terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan setelah melahirkan serta kurangnya akses air bersih dan sanitasi ," katanya.
Menurut dia, selain sebagai upaya percepatan penurunan stunting, melalui Pro-PN tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga melalui orientasi pemberdayaan ekonomi keluarga serta dapat meningkatkan kesertaan ber-KB.
"Tim Kerja KSPK juga melakukan sosialisasi mengenai tujuh dimensi lansia tangguh yang bertujuan agar seluruh keluarga nantinya memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk menyiapkan lansia tangguh serta mendapat pengetahuan yang mendalam mengenai perawatan jangka panjang bagi lansia,” pungkas Asmar.
Ia menambahkan BKKBN Sultra melalui Tim Kerja Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga intensif melakukan beberapa kegiatan, seperti internalisasi pengasuhan balita, fasilitasi dan pendampingan pelaksanaan edukasi PKBR remaja dan BKR, orientasi pemberdayaan ekonomi keluarga dan pengembangan model kemitraan, permodalan, pemasaran/pilot projek PEK peduli stunting secara berkesinambungan.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Bombana Man Arfa menjelaskan bahwa dalam ProPN tersebut meliputi promosi dan KIE pengasuhan 1000 HPK, pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia, penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta pembinaan pemberdayaan ekonomi keluarga.
"Oleh karena itu, sosialisasi yang dilakukan hari ini merupakan upaya mendukung pencapaian program tersebut," katanya.
Ia menambahkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bagi para pengelola ProPN 1000 HPK di lokasi stunting untuk melaksanakan kegiatan pengasuhan 1000 HPK bagi para ibu hamil dan keluarga yang memiliki Baduta, meningkatkan kemampuan bagi para pengelola PIK Remaja untuk mengimplementasikan materi dan media Kie ProPN di lokasi.