Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari telah memulai pendampingan keluarga se Kota Kendari untuk percepatan penanganan stunting tahun 2023 melalui Gerakan Orang Tua Asuh bebas Sunting.
"Semua orang tua asuh bebas stunting yang tergabung dalam gerakan ini masing-masing sudah menyasar balita atau bayi dua tahun (Baduta) sebagai objek dampingannya yang berjumlah 111 balita," kata Pj Wali Kota Kendari, Asmawa Tosepu, di Kendari, Selasa.
Ia mengatakan, Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting ini tidak hanya memberikan bantuan tapi juga memberikan edukasi dan pendampingan mengenai pola hidup sehat.
"Para orang tua asuh akan membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yang mengalami stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi anak seusianya. Tidak hanya sampai disitu, tetapi orang tua asuh juga memberikan pendampingan terhadap balita beresiko stunting," katanya.
Dikatakan, untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kota Kendari, pihaknya telah memberikan memberikan nama-nama balita kepada orang tua asuh untuk bertanggungjawab.
Menurut Asmawa Tosepu, tidak hanya balita yang beresiko stunting yang menjadi objek pendampingan, tetapi juga ibu hamil atau menyusui menjadi objek pendampingan dari gerakan orang tua asuh bebas stunting.
"Saat ini tercatat 107 ibu hamil/ibu menyusui yang menjadi objek pendampingan dari gerakan orang tua asuh ini, dam setia[ ibu hamil tersebut sudah memiliki orang tua asuh bebas stunting masing-masing," katanya.
Asmawa juga menyebutkan, bahwa Kota Kendari memiliki angka prevalensi balita stunting terendah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yaitu 19,5 persen.
Jumlah ini kata dia, bisa terus diturunkan dengan gerakan orang tua asuh stunting, dengan adanya orang tua asuh stunting ini dirinya berharap orang tua asuh melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan kasus stunting di wilayahnya.