Kendari (ANTARA) - Terdengar entakan-entakan sepatu dari langkah kaki di ketinggian disertai embusan angin sepoi-sepoi yang tak jauh dari laut kala Matahari mulai meninggalkan pandangan mata.
Saat ditengok, suara entakan itu rupanya langkah kaki itu dari puluhan prajurit Jalasena Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut atau TNI AL.
Sembari berseru "ayo ke lokasi", mereka hendak menuju ke armada yang terparkir rapi di depan sebuah gedung usai melaksanakan shalat Ashar secara berjamaah di masjid, khususnya bagi mereka pemeluk Islam.
Seakan berburu dengan waktu, langkah demi langkah dari kaki para prajurit, baik beragama Muslim maupun non-Muslim, kompak terlihat menaiki armada yang sudah siap mengantar mereka menuju ke sasaran atau misi utama yang telah direncanakan.
Patriot-patriot bangsa ini adalah prajurit TNI AL dari Pangkalan TNI Angkatan Laut atau Lanal Kendari yang bermarkas komando di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Kendari Caddi, Kecamatan Kendari, Kota Kendari. Para penjaga negara ini meninggalkan markas sekitar pukul 16.20 WITA, ketika Matahari hendak terbenam.
Puluhan prajurit meninggalkan markas komando dengan armada masing-masing. Armada yang digunakan bukan kapal perang dengan berbagai rudal atau armada tempur lainnya, melainkan hanya kendaraan minibus baik dinas maupun milik pribadi, termasuk bus hingga dalmas yang bergerak secara beriringan.
Mata terus memandang ke depan sesuai arah kendaraan yang dikemudikan seorang sopir yang juga merupakan prajurit Jalasena yang membawa belasan perwira TNI AL dari Lanal Kendari menuju sasaran yang sudah dikunci di peta operasi mereka.
Usut punya usut, rupanya mereka bukan menuju ke titik perang atau wilayah konflik sebagai mana tugas mereka melindungi negara khususnya menjaga kedaulatan wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI dari rongrongan bangsa lain.
Rupanya prajurit TNI AL yang berkewajiban melindungi seluruh wilayah perairan Sulawesi Tenggara berjuluk "Bumi Anoa" dari tindak kejahatan yang melanggar hukum, hanya menelusuri sejumlah jalan yang ada di kawasan Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli, dan Kelurahan Kendari Caddi, Kecamatan Kendari, untuk mencari target operasi mereka.
Tak ada senjata atau alat perang yang dibawa oleh para prajurit Jalasena ini. Mereka hanya mengenakan pakaian dinas harian atau PDH yang rapi.
Belakangan diketahui, ternyata target operasi mereka adalah sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM yang menjual takjil berbuka puasa. Target ini pun sudah dikunci dalam sistem radar mereka.
Sasaran prajurit TNI AL kali ini bukan mengintai ataupun menghancurkan kapal perang musuh, namun para abdi negara ini hanya membawa kebaikan hati yang ingin ditaburkan kepada masyarakat khususnya di pinggiran laut Teluk Kota Kendari berjuluk Kota Lulo.
Misi para prajurit TNI AL yang dipimpin langsung oleh Komandan Lanal Kendari Letkol Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari, memimpin pasukannya untuk "menyerbu" para pelaku usaha mikro yang menjual dagangan berbuka puasa untuk diborong.
Usai memborong dagangan para pelaku UMKM, takjil buka puasa tersebut kemudian dibagikan secara gratis kepada seluruh pengendara yang melintas termasuk masyarakat sekitar untuk menghilangkan dahaga ketika berbuka puasa.
Seperti halnya menjalankan tugas negara melindungi kedaulatan laut Indonesia, para prajurit TNI AL ini pantang meninggalkan lokasi sasaran operasi sebelum semua diselesaikan dengan tuntas.
Borong takjil UMKM
Sebagai aksi sosial dengan konsep berbagi di bulan yang penuh berkah, prajurit Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari memborong jajanan buka puasa atau takjil dari pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mengais rezeki di bahu jalan kawasan Kelurahan Lapulu dan Kendari Caddi.
Kala mendekati waktu berbuka puasa, Komandan Lanal Kendari Letkol Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari yang ditemui, bercerita dirinya memiliki empati untuk membantu para pedagang. Beberapa hari lalu, ia melintas di kawasan tersebut namun melihat jajanan takjil para pedagang kecil itu masih ada.
Pria kelahiran di Katilombu, Kecamatan Sampolawa di Pulau Buton ini mengaku langsung tergerak untuk mengajak jajarannya bersama organisasi istri prajurit TNI AL atau Jalasenastri di Lanal Kendari untuk memborong jualan para pedagang kecil itu.
"Beberapa hari lalu saya lewat di kawasan masuk Jembatan Teluk Kendari dan melihat jajanan mereka banyak yang tidak dibeli. Akhirnya saya berinisiatif, beserta seluruh perwira, untuk memborong," ucap pria murah senyum yang lahir pada 18 Maret 1978 itu.
Anak ke-5 dari 8 bersaudara ini berucap bahwa aksi memborong jualan takjil, selain karena dorongan empati atau merasakan batin para pelaku usaha mikro, juga sebagai upaya membantu pemerintah dalam menggeliatkan para pelaku UMKM khususnya pada bulan Ramadhan.
Sembari memegang tongkat komando di tangan kiri, ia menuturkan bahwa gerakan memborong takjil buka puasa juga dalam rangka mendukung program pemerintah yaitu mencegah inflasi.
Bersama seluruh perwira staf dan organisasi para istri prajurit di Lanal Kendari, ia menyisir para pedagang yang menjual takjil di kawasan masuk Jembatan Teluk Kendari atau Jembatan Bahteramas di Kelurahan Lapulu.
Dibagi gratis
Para prajurit Jalasena di Lanal Kendari memborong setiap dagangan takjil di sepanjang jalan kawasan tersebut. Usai membayar, prajurit TNI AL lalu memasang selebaran kertas bertuliskan gratis.
Letkol Mulku, alumnus SMA 1 Mandonga-- sekarang menjadi SMAN 4 Kendari--, turut mendampingi sang istri Ketua Cabang 3 Korcab VI DJA II Ny. Wulan Mulku membayar takjil-takjil yang telah diborong.
Selanjutnya, para prajurit TNI AL Lanal Kendari berteriak menawarkan jajanan buka puasa gratis yang telah diborong, di antaranya es buah, pisang ijo, aneka kue, dan sejumlah takjil lainnya kepada pengendara yang melintas.
Tak berselang lama para pengendara berhenti seketika lalu menyerbu setiap pedagang untuk mendapatkan takjil buka puasa. Aksi ini sempat membuat macet di jalan itu, namun cepat diatasi oleh prajurit yang sigap mengatur kendaraan yang melintas.
Selain pengendara, masyarakat yang berada di lokasi tersebut turut berebutan untuk mendapatkan takjil buka puasa yang telah diborong Lanal Kendari. Tak berselang lama, jajanan pedagang yang telah diborong itu habis dalam waktu kurang lebih 30 menit.
Aksi borong dagangan takjil buka puasa lalu dilanjutkan para prajurit Lanal Kendari di sepanjang jalan mulai di kawasan arah masuk Jembatan Teluk Kendari Kelurahan Lapulu hingga menuju Jembatan Kuning Kendari di Kelurahan Bungkutoko.
Tak sampai di situ, Letkol Mulku yang mengikuti pendidikan di Akabri pada tahun 1996 dan lulus di AL tahun 1999, sembari berjalan didampingi sang istri, memimpin pasukannya kembali memborong sejumlah takjil yang ada di sepanjang jalan kawasan Jembatan Kelurahan Kendari Caddi.
Para prajurit TNI AL lalu kembali mengajak pengendara yang melintas termasuk masyarakat sekitar untuk mengambil sendiri takjil buka puasa sesuai selera masing-masing.
Letkol Mulku sebagai putra daerah Sultra berharap aksi yang dilakukan pihaknya dapat mendorong usaha UMKM, atau paling tidak para pelaku usaha tersebut bisa mendapatkan hasil dari penjualannya untuk membantu perekonomian keluarga mereka.
Pria yang memiliki satu anak perempuan dan dua laki-laki ini mengaku bahwa misi kebaikan tersebut masih akan berlanjut pada pertengahan puasa hingga menjelang akhir puasa Ramadhan 1444 Hijriah.
Pancaran kegembiraan terpancar di wajah salah seorang pedagang bernama Lian (42) yang menjual takjil buka puasa di kawasan masuk Jembatan Teluk Kendari di Kelurahan Lapulu.
Sembari tersenyum, dirinya mengaku sangat bersyukur karena dalam waktu kurang lebih 1 jam, dagangannya habis diborong oleh TNI AL dari Lanal Kendari.
Wanita berhijab ini mengaku jika pada hari biasa, ia menjual takjil buka puasa pisang ijo dan es buah di kawasan tersebut mulai pukul 10.00 WITA hingga menjelang berbuka puasa. Namun terkadang masih tersisa.
"Alhamdulillah, saya bersyukur dagangan saya diborong sama TNI Angkatan Laut. Tadi ada 28 gelas yang diborong, totalnya Rp140.000," ucap Lian sembari merapikan peralatan jualannya yang habis diborong.
Operasi misi kebaikan TNI AL Kendari dengan memborong takjil buka puasa dari puluhan pelaku usaha mikro selesai dilaksanakan oleh prajurit Jalasena kurang lebih dalam waktu 2 jam.
Operasi tersebut merupakan misi TNI AL untuk meninggalkan jejak-jejak kebaikan di benak masyarakat.