Baubau (ANTARA) - Aktifitas kapal ASDP Indonesia Ferry yang beroperasi di pelabuhan penyeberangan Batulo Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, terpaksa masih menggunakan dermaga plencengan sebagai tempat sandar kapal dalam melayani angkutan Lebaran karena kondisi movable bridge (MB) atau jembatan bergerak di pelabuhan itu masih memprihatinkan.
"Untuk saat ini yang bisa kita lakukan, kapal itu masih beroperasi di plencengan karena untuk mengurangi risiko jangan sampai ada yang jatuh atau apa, makanya belum bisa dipakai apalagi aktifitas kendaraan berat," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Penyeberangan Baubau-Waara, Bony Herya, di Baubau, Kamis.
Sudah beberapa tahun belakangan ini kondisi MB di penyeberangan Baubau belum dapat digunakan lagi secara maksimal karena kondisinya rusak dan berkarat sehingga sangat rawan patah dengan adanya beban muatan berat, sehingga masih menggunakan plencengan dengan sistem antrean.
"Kita ini kan mewarisi pekerjaan sebelumnya, mungkin dari 2019 itu kondisinya memang sudah seperti itu, cuma karena COVID-19 dan ada pergeseran anggaran sehingga belum direhab. Tapi kalau darurat untuk sepeda motor dan orang masih dilayani di MB," katanya Bony yang belum malam ini menjabat Kepala UPTD Penyeberangan Baubau-Waara.
Menurutnya, kondisi plencengan yang ada tersebut masih bisa digunakan dalam melayani arus mudik dan balik Lebaran 1443 Hijriah.
"Sampai saat ini plencengan itu masih digunakan, bahkan selama ini kapal-kapal feri yang beroperasi dan sandar di plencengan dengan schedul secara bergantian itu belum ada kendala," ujarnya.
Dikatakannya, bahwa pihaknya juga sudah membenahi plencengan itu dengan cara menutup badan plencengan menggunakan adukan semen karena cukup banyak lubang-lubang akibat kapal sandar karena menahan laju armada dengan menggunakan ramdor kapal.
Di samping itu, pihaknya juga telah mengusulkan anggaran rehabilitasi MB tersebut sekitar Rp200 juta terhadap Dinas Perhubungan Provinsi Sultra guna dilakukan perbaikan sehingga bisa lebih layak digunakan dalam melayani arus penumpang kapal.
"Jadi saya kemarin mengusulkan, cuma untuk anggaran di Dishub Sultra sudah tahun berjalan ini, jadi mungkin (anggaran) di perubahan bisa diproyeksikan untuk itu. Saya juga mendapat kepastian dari tim anggaran Dishub Provinsi, insya Allah di perubahan ini ada alokasi anggaran untuk rehab MB tersebut," ujarnya.
Dia juga mengaku, bahwa dermaga penyeberangan Baubau sudah beberapa kali ditinjau oleh Kadis Perhubungan Sultra, bahkan dalam setiap kunjungannya ke daerah itu yang menjadi prioritas ditinjau.
"Kita masih menunggu juga, karena pengembangan ke depan ini ada areal kita yang akan diambilalih oleh Pelindo, jadi masih tanda tanya apakah kita akan direlokasi atau tetap menggunakan lokasi yang sekarang," katanya.
Sebelumnya, Manager Usaha PT ASDP Cabang Baubau Supriadi menyampaikan, sebanyak 12 lintasan yang dikelola pihaknya telah disiapkan untuk melayani angkutan Lebaran 2022. Namun, dari seluruh rute itu, cuma tiga lintasan yang ketika angkutan Lebaran arus penumpang sangat signifikan.
Ketiga titik lintasan itu, yakni lintasan Labuan-Amolengu (Butur-Konsel), Tampo-Torobulu (Muna-Konsel), dan lintasan Baubau-Waara (Baubau-Buteng)