Kendari (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Rahminingrum menyampaikan saat ini daerah tersebut belum memiliki alat untuk mendeteksi apakah pasien COVID-19 terinfeksi varian baru jenis Omicron atau Delta.
"Pemeriksaan tes polymerase chain reaction (PCR) di Kendari belum mampu mendeteksi Omicron atau bukan," kata Rahminingrum di Kendari, Kamis.
Dia menyampaikan, untuk mengetahui apakah seorang pasien COVID-19 terinfeksi varian baru Omicron atau tidak sampel nya masih harus dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) yang ada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Untuk mengetahui terdeteksi Omicron atau tidak sampel harus dikirim ke Makassar," ujar dia.
Dia mengimbau agar seluruh masyarakat meningkatkan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan mulai memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan guna menghindari infeksi COVID-19 dan varian baru Omicron.
Selain itu Rahminingrum juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah termakan informasi atau berita hoaks, utamanya tentang vaksinasi.
Dia mengajak bagi yang belum melaksanakan program tersebut agar datang ke pusat layanan vaksinasi baik puskesmas maupun di Dinas Kesehatan setempat.
"Sekarang upaya kita ya prokes dan vaksinasi, saya harapkan jika ada yang melihat warga yang tidak pakai masker, tolong diberi masker supaya semua bisa memakai masker," harapnya.
Baca juga: RSUD Kota Kendari rawat enam pasien diduga terinfeksi varian Omicron
Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menyatakan saat ini sedang merawat pasien COVID-19 diduga terinfeksi varian baru jenis Omicron.
Direktur RSUD Kendari Sukirman Rabu (2/2) mengatakan para pasien tersebut masuk sejak satu pekan yang lalu dan tidak bersamaan.
"Iya, ada enam orang pasien COVID-19 yang dirawat. Sebenarnya kalau secara teori berarti kalau sudah bermutasi, kalau sudah dapat kekebalan dia bermutasi lagi jadi, kemungkinan besar ini (pasien) adalah varian baru Omicron," katanya.
Dia menyebut keenam pasien tersebut tiga merupakan warga Kota Kendari, masing-masing satu dari Kabupaten Bombana, Konawe Selatan, dan satu pasien lainnya berasal dari luar Sulawesi Tenggara yaitu dari Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Sukirman mengatakan keenam pasien tersebut masuk tidak bersamaan dan memiliki gejala sedang hingga berat.
"Gejalanya yang pasti yang dirawat ini yang gejala sedang sampai berat, kalau ringan kita tidak rawat," ujar dia.