Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat kasus Tuberkulosis (TBC) di daerah itu 1.327 orang tersebar di berbagai wilayah setempat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kendari Elfi saat dihubungi di Kendari, Rabu, mengatakan jumlah pada 2024 itu mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun 2023 terdapat sebanyak 1.391 kasus, kurang sekitar 64 kasus," kata dia.
Dia menyebutkan ribuan kasus TBC tersebut tersebar di 11 kecamatan di Kota Kendari.
Dalam penanganan kasus TBC di Kota Kendari, pihaknya diamanahkan melakukan deteksi secara dini untuk menemukan orang-orang dengan gejala terpapar penyakit TBC guna pemeriksaan.
“Kenapa kita harus temukan segera, karena penyakit ini lebih cepat menular ke orang lain melalui udara, seperti batuk dan bersin,” ujarnya.
Pihaknya juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat yang mengalami gejala batuk lebih dari dua minggu disertai dengan demam dan keringat dingin pada malam hari, agar melakukan pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas kesehatan terdekat.
"Untuk masyarakat yang mengalami gejala seperti itu bisa langsung melakukan pemeriksaan di puskesmas terdekat," ujarnya.
Elfi mengungkapkan TBC hanya bisa sembuh pada pengobatan standar, yang biasanya dengan lama pengobatan mulai enam bulan, sembilan bulan, hingga dua tahun.
“Jika seluruh tahapan bisa dilaksanakan, insyaallah bisa segera sembuh,” ucap dia.
Ia menyampaikan penyebab utama penyakit TBC, adalah kebiasaan merokok yang memicu terjadinya peradangan dan kondisi rumah yang memiliki tingkat kelembapan tinggi menyebabkan tumbuhnya bakteri Tuberkolosis.