Kendari (ANTARA) - Anggota DPD RI asal Sulawesi Tenggara (Sultra), Amirul Tamim mengimbau kepada pemerintah Kota Baubau untuk tidak terlena dengan jumlah prosentase pasien yang terpapar COVID-19 di wilayah itu yang masih tergolong kecil bila dibanding dengan wilayah lain di Sultra.
"Kota Baubau sebagai daerah transit tetap harus waspada pada orang-orang keluar masuk, Jangan juga kita terlalu terlena karena angka yang kena COVID--19 masih kecil. Karena jangan sampai suatu waktu meledak, "ujarnya melalui pesan singkat yang diterima, Selasa.
Mantan Wali Kota Baubau dua periode itu juga mengajak seluruh komponen masyarakat di Kota Baubau untuk bersama-sama memberikan masukan ke pemerintah kota dalam percepatan penanganan COVID-19, bukan saling menyalahkan.
"Jadi jangan kita menyalahkan. Tapi mari kita memberikan masukan untuk penanganan COVID-19 ini agar wabah yang melanda hampir seluruh dunia ini segera berlalu," katanya.
Data Posko Gugus Tugas COVID-19 Sultra yang direkam hingga Selasa pukul 12.30 Wita, di Kota Baubau, pasien OTG sebanyak 115 orang, ODP 11 orang, PDP 2 orang, konfirmasi positif 7 orang dan sembuh pemeriksaan 2 orang dan meninggal nihil.
Menurut Amirul Tamim, walaupun diakui bahwa tugas Pemkot Baubau cukup berat mencegah penyebaran COVID-19 utamanya dalam memantau pergerakan orang karena Kota Baubau merupakan daerah transit.
Pergerakan orang yang dipantau bukan saja melalui Pelabuhan Murhum, Bandara Betoambari ataupun pelabuhan rakyat Jembatan Batu, namun juga pergerakan orang yang masuk melalui beberapa daerah di Kepulauan Buton.
Ia mencontohkan orang yang masuk dari pulau Siompu (Buton Selatan), itu juga bisa masuk ke Baubau. Yang melalui Pasar Wajo (Buton) ataupun melalui Buton Utara, itu juga bisa masuk Baubau. Ini semua harus dipantau, tegasnya.
Meski begitu, ia bersyukur karena hingga saat ini angka kasus COVID-19 di Baubau masih terbilang kecil dari yang seharusnya, mengingat Kota Baubau merupakan daerah transit.*