Kendari (ANTARA) - Balai Peningkatan Produktivitas (BPP) Kendari, Sulawesi Tenggara, mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing kepada 50 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kota Kendari.
Kepala BPP Kendari, Andi Asriani Koke di Kendari, Selasa, mengatakan peningkatan produktivitas itu dilakukan dengan memberikan pelatihan selama lima hari mulai 3-7 Maret 2020 yang terbagi atas paket 5S dan score masing-masing 25 peserta.
"5S adalah pembentukan sikap mental, bagaimana dia bisa disiplin menghargai waktu, sehingga dia bisa menambah omzetnya dan mengembangkan usahanya," kata Andi Asriani.
Selanjutnya, Andi Asriani menyampaikan, paket score adalah pembentukan kelompok kerja dalam bekerja. Para peserta pelatihan diajarkan bagaimana bekerja sama dengan baik dalam tim sehingga bisa meningkatkan omzet dan meningkatkan daya saing.
"Jadi visi misi perusahaan bisa dicapai dengan tim yang solid," ujarnya.

Menurut Andi Asriani, pelatihan ini dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menyerap tenaga kerja bagi perusahaan dan menekan angka pengangguran di Kota Kendari.
"Peningkatan kapasitas dan kualitas bagi para pelaku usaha sehingga bisa meningkatkan omzet dan bisa mengembangkan usaha kedepannya lagi. Ketika dikembangkan usaha di situ kita harapkan ada penyerapan tenaga kerja baru sehingga dapat menekan angka pengangguran," katanya.
Untuk diketahui, 5S merupakan gabungan lima kata Bahasa Jepang, yaitu Seiri (Sisih), Seiton (Susun), Seiso (Sasap), Seiketsu (Sosoh), dan Shitsuke (Suluh), yang sudah banyak diterapkan di sebagian besar perindustrian seluruh dunia.
Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna. Selanjutnya, Seiton adalah langkah kedua setelah pemilahan yaitu penataan barang yang berguna agar mudah dicari, dan aman, serta diberi indikasi.
Ketiga, Seiso adalah pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan. Keempat, Seiketsu adalah langkah penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu standar kerja. Terakhir, Shitsuke, yaitu penyadaran diri akan etika kerja.