Medan (ANTARA) - Seorang guru pegawai negeri sipil di Madrasah Tsanawiah Negeri 2 Deliserdang, Arfi Wahyuni (40), menerapkan permainan Ular Tangga sebagai metode pembelajaran matematika yakni dalam penghitungan luas permukaan bangun datar.
Berdasarkan keterangan Arfi kepada ANTARA di Medan, Rabu, ide tersebut bermula saat melihat adanya kendala terhadap siswa-siswinya dalam mengingat rumus-rumus menghitung luas permukaan bangun datar.
Dari situlah Arfi mulai mendapat ide mengenai media yang tepat untuk menstimulus para siswa untuk mengingat dalam jangka panjang, yakni dengan metode bermain Ular Tangga untuk diaplikasikan dalam luas permukaan bangun datar.
"Dengan mengaplikasikan bentuk luas permukaan bangun datar kedalam permainan Ular Tangga, secara otomatis para siswa akan mengingat rumus dalam jangka panjang," ujarnya.
Ia menambahkan, dengan cara tersebut, para siswa dengan sendirinya akan mudah mengingat rumus layang-layang, rumus trapesium, belah ketupat dan rumus lainnya.
Selain mudah dipahami oleh para siswa, katanya, metode ini juga dapat dimainkan oleh kelompok hingga delapan orang. Setiap anak akan memainkan dadu dan hasilnya akan dihitung berdasarkan rumus masing-masing luas permukaan bangun datar.
Ia menjelaskan, untuk memainkan metode yang ditemukannya itu, Arfi terlebih dahulu menuliskan setiap rumus luas permukaan bangun datar.
Para siswa yang akan bermain di setiap papan Ular Tangga yang telah diubah dengan bentuk permukaan bangun datar itu berjumlah empat sampai enam siswa.
Kemudian, setiap jumlah dadu yang muncul akan dihitung menggunakan rumus masing-masing luas permukaan bangun datar.
Jika dalam permainan Ular Tangga bidak akan berjalan berdasarkan jumlah dadu yang muncul, namun berbeda dengan permainan menggunakan rumus matematika.
Jalannya bidak atau gacuk pada permainan tersebut, berdasarkan hasil perhitungan jumlah dadu yang muncul, dihitung dengan rumus masing-masing bentuk luas bangun datar.
"Misalnya ketika dadu yang keluar angka dua, maka gacuk berada di kotak nomor dua yaitu di bangun segitiga. Untuk berikutnya, jika pemain mendapatkan mata dadu nilai tiga, itulah yang dijadikan nilai x atau tinggi dalam rumus menghitung bangun segitiga," jelasnya.
Setelah mendapat hasil dari penghitungan menggunakan rumus setiap bentuk bangun, maka bidak pun akan berjalan sesuai jumlahnya.
"Kalau dari hasil penghitungan mendapatkan hasil enam, maka bidak akan dijalankan enam langkah ke kotak lain, begitu selanjutnya," sambungnya.
Sementar itu, seorang siswi bernama Cut Salsabila mengaku sangat terbantu dengan metode pembelajaran melalui permainan Ular Tangga tersebut.
"Lebih menambah wawasan dalam menghapal rumus-rumus yang ada di bangun datar. Di ular tangga ini juga lebih muda mengingat, karena selama ini tunggu ada pelajarannya aja baru dihapal," ujarnya.