Jakarta (ANTARA) -
Perjalanan SM dimulai dari Divisi 2 Kobatama pada 1995. Di tahun itu mereka mendapatkan tiket promosi ke Divisi 1 melalui pertandingan babak promosi-degradasi.
Musim 1996 yang merupakan musim perdana, mereka berhasil melaluinya dengan lancar dan bahkan menduduki peringkat ke-4 di klasemen akhir, serta mendapatkan predikat sebagai tim pendatang baru terbaik.
Dua musim selanjutnya, SM sempat mengalami kesulitan dalam perjalanannya di Kobatama. Bahkan pada musim 1998, tim itu tercatat tidak pernah menang sepanjang musim, hasil ini membuat mereka berada di dasar klasemen kompetisi waktu itu.
Kemudian, pengelolaan klub mulai berubah dan berkembang. Pada 1998, Grup Mahaka yang dimandori oleh Erick Thohir bersama beberapa rekannya mengambil alih pengelolaan klub dan melakukan perbaikan manajemen.
Peralihan itu langsung membuahkan dampak positif, di mana Mahaka Satria Muda berhasil keluar menjadi juara Kobatama satu tahun setelahnya atau 1999.
Gelar juara itu merupakan yang perdana bagi Satria Muda. Lalu, gelar berikutnya hadir pada masa kepelatihan Fictor Gideon Roring. Legenda Satria Muda dan tim nasional bola basket Indonesia itu, berhasil meraih gelar kedua bersama klub walaupun berbeda peran yakni sebagai pelatih.
Dia mengasuh skuad Satria Muda hingga 2011 dan berhasil menyabet enam gelar juara liga, serta satu gelar juara ASEAN.
Data klub menyebutkan, ada tiga orang yang mampu membawa SM menjadi juara saat menjadi pemain dan pelatih. Tiga nama itu, yakni Fictor Roring, Cokorda Raka (2015), dan Youbel Sondakh (2018).
Berikut daftar juara IBL sejak 2023:
1. Satria Muda Pertamina Jakarta (2004, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010-2011, 2011-2012, 2014-2015, 2018, 2021, dan 2022)
2. Aspac/Stapac Jakarta (2003, 2005, 2012-2013, 2013-2014, dan 2018-2019)
3. Pelita Jaya Jakarta (2017 dan 2024)
4. CLS Knights Surabaya (2015-2016)
5. Prawira Bandung (2023)