Kendari (ANTARA) - Harga ikan laut segar di sejumlah pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan cukup drastis, akibat cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah perairan Sultra selama beberapa pekan terakhir.
"Cuaca ombak cukup besar di perairan laut Sultra dan kawasan timur laut Banda, membuat para nelayan setempat enggan melaut. Kalau pun ada yang melauit adalah kapal-kapal tertentu dengan menangkap ikan di laut dangkal," kata La Unu (40), salah satu pedagang ikan keliling dengan menggunakan kendaraan roda dua di Kendari, Selasa.
Ia mengatakan, ikan yang dijual selama ini hanya merupakan ikan bolu (bandeng) hasil tambak dari beberapa pemilik tambak di Kendari dan dari luar kabupaten seperti Konsel dan Bombana.
Sementara ikan laut, sangat susah didapat, karena di tempat pelelangan ikan memang stoknya sangat terbatas, dan kalau ada hanya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang datang langsung di pelelangan ikan.
"Selain harganya mahal, pasokan dari nelayan, baik dari tempat pelelangan ikan (TPI) pesisir pantai Konsel, Buton dan dari hasil tangkapan pemilik kapal putih dari luar Sultra memang sangat berkurang," kata H Jumain.
Menurut dia, kenaikan harga ikan laut segar tersebut mulai terjadi sejak musim hujan dan kemungkinan akan terus berlanjut hingga bulan Juli 2019.
Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa pekan terakhir, kata Jumain menjadi pemicu enggannya nelayan untuk melaut. Sehingga ikan dan hasil laut lainnya, seperti cumi-cumi dan udang, di pasar-pasar tradisional di Kota Kendari harganya mengalami kenaikan cukup signifikan.
Baca juga: Rupiah diprediksi berlanjut menguat meski terbatas
Misalnya, harga ikan tengiri yang sebelumnya seharga Rp70 ribu- Rp75 ribu per kilogram, saat ini naik menjadi Rp100.000 (dalam bentuk potongan siap masak).
Sedangkan ikan cakalang, ekor kuning dan lacanag yang biasanya di jual Rp40,000 per kilogram, alami kenaikan hingga Rp70.000 hingga Rp80.000 per kilogram.
Begitu pula dengan udang putiih (vaname) ukuran sedang yang biasan ya hanya Rp45.000 per kilogram kini dijual hingga Rp70.000 per kilogram.
Baca juga: Sektor PAD jadi sorotan legislatif Kolaka
BNPB RI kuncurkan bantuan Rp500 juta untuk korban banjir Sultra;