Kendari (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa ini diprediksi menguat meski terbatas.
Rupiah pada Selasa pagi menguat 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp14.135 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.147 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa, hari ini kemungkinan rupiah berlanjut menguat terbatas terbawa sentimen penguatan mata uang kuat Asia dolar Hong Kong dan dolar Singapura pagi ini.
"Walaupun secara teknikal ada potensi pelemahan karena penguatan yang terjadi pada minggu lalu sampai kemarin," ujar Lana.
Dari eksternal, indeks aktivitas bisnis The Fed of Dallas turun tajam, yaitu minus 12 pada Juni 2019 dari minus 5,3 pada Mei 2019 sementara konsensus pasar hanya turun 1. Penurunan ini merupakan yang terendah sejak Juni 2016.
Turunnya indeks ini menambah daftar indikator ekonomi AS yang mulai melambat. The Fed telah mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi AS dengan merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dari 2019 sebesar 2,3 persen menjadi 2,1 persen, dan untuk 2020 sebesar 2 persen menjadi 1,9 persen dan tahun 2021 tetapi 1,8 persen.
"Dengan proyeksi ini tampaknya ruang The Fed turunkan suku bunga masih akan berlanjut hingga 2021," kata Lana.
Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi menguat menuju kisaran antara Rp14.140 sampai Rp14.150 per dolar AS.
Baca juga: Dolar tertekan prospek The Fed, Franc dan emas didukung geopolitik