Kendari (Antara News) - Kepemilikan aset PT Bank Pembangunan Daerah atau Bank Sutra naik 30 persen dibanding dengan tahun buku 2014.
"Kepesertaan aset Bank Sultra hingga akhir tahun 2015 mencapai Rp4,6 triliun atau mengalami kenaikan hingga 30 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp3,2 triliun," kata Direktur Utama Bank Sultra, Khaerul Kumalaraden di Kendari, Selasa.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara tahun 2015, yang dipimpin Gubernur Sultra Nur Alam, sekaligus sebagai pemegang saham terbesar bersama seluruh bupati dan walikota se-Sultra di salah satu hotel di Kendari, Senin (14/3).
Menurut Dirut Bank Sultra itu, secara performa, perutumbuhan aset yang dinilai cukup singnifikan itu dipengaruhi oleh peningkatan serapan dana pihak ketiga (DPK), salah satunya adalan tabungan yang mencapai angka Rp1 triliun di tahun 2015.
"Jika dibanding dengan tabungan di tahun 2014 hanya mencapai Rp700 miliar," ujarnya.
Dengan demikian, kata Khaerul, komitmen manajemen perusahaan Bank Sultra bersama pemegang saham untuk meningkatkan aset maupun deviden, maka saat ini telah diatur sesuai dengan proforsi aset yang dimiliki oleh setiap daerah.
Hanya saja, lanjut Khaerul yang didampingi Direktur Pemasaran Bank Sultra, Depid mengatakan saham bagi kabupaten kota hanya bisa memasukkan modalnya itu dengan maksimal 90 persen dari modal provinsi.
"Artinya, bila aset provinsi modal sebesar Rp1 miliar, maka kabupaten dan kota yang dapat meneyetor asetnya hanya Rp900 juta," ujarnya.
Terkait masalah capaian deviden (pembagian saham). Khaerul mengatakan juga meningkat sekitar 8 persen setelah pembagian alokasi hasil dari seluruh pemilik saham yang ada.
"Kalau dividen pada tahun 2014 hanya mencapai Rp117 miliar, maka pada per 31 desember 2015 mencapai Rp127 miliar," ujar Khaerul seraya menambahkan bahwa dalam kondisi ekonomi di tanah air yang merosot, maka pertumbuhan itu disebut wajar dan sehat.