Kendari (Antara News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Indonesia Prof DR Yohana Yembise meminta mahasiswa Universitas Haluo Oleo (UHO) asal Papua giat belajar untuk meraih prestasi terbaik.
"Manfaatkan kesempatan untuk belajar sebaik-baiknya sehingga harapan orang tua, rakyat dan pemerintah daerah Papua tidak sekadar angan-angan," kata Yohana disela-sela kunjungan kerja dua hari di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Apalagi kehadiran sekitar 100 mahasiswa asal Papua menjalani pendidikan tinggi di UHO Kendari didukung bantuan dana dari pemerintah daerah maka secara moril harus dijawab dengan prestasi yang menggembirakan.
"Keberuntungan memperoleh beasiswa pendidikan harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Ingat banyak anak-anak Papua ingin melanjutkan pendidikan setinggi-tinggi tetapi dihadang berbagai tantangan termasuk pembiayaan," kata Yohana yang juga pengajar pada Universitas Cenderawasih Papua sebelum diangkat Menteri PPPA.
Selain konsentrasi mengejar prestasi akademik juga Menteri PPPA mengharapkan mahasiswa asal Papua menimba pengalaman seputar kehidupan sosial kemasyarakatan di Sulawesi Tenggara.
Salah satu tujuan pemerintah menyediakan fasilitas pendidikan antaramahasiswa suatu daerah ke daerah lain atau antarperguruan tinggi adalah terjadinya transformasi budaya dan pergaulan sosial kemasyarakatan.
"Banyak orang Buton atau Sultra di Papua. Mereka imigran sendiri karena mencari nafkah atau mengikuti keluarga. Keberadaan mahasiswa asal Papua di UHO Sultra menambah kekerabatan dan persaudaraan," ujar wanita alumnus University British Colombia Canada 1994 tersebut.
Ia mengimbau mahasiswa UHO asal Papua menjunjung tinggi pepatah kuno "dimana tanah dipijak disitu langit dijunjung". Artinya, padukan kebiasaan yang sejalan dengan kondisi masyarakat setempat sehingga semua pihak merasa memperoleh manfaat.
Kelak mahasiswa sukses menyelesaikan studi agar bertanggung jawab atas ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk membangun negeri dan Tanah Papua.
"Kalau memperoleh kesempatan dan dukungan biaya untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri karena berprestasi jangan sia-siakan," kata wanita Papua pertama penyandang gelar guru besar tersebut.