Andoolo (Antara News) - Pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Konawe Selatan mengimbau para pihak terkait agar iuran komite sekolah tidak memberatkan masyarakat atau orang tua murid.
Wakil Ketua DPRD Konawe Selatan Irham Kalenggo di Andoolo, Minggu, mengatakan komite sebagai organisasi berhimpunnya orang tua siswa/murid hadir sebagai mitra dalam merencanakan, menjalankan dan mengawasi program sekolah.
"Ya, namanya mitra berarti memiliki tanggung jawab bersama dalam menghadapi tantangan atau menciptakan ide demi kemajuan kualitas proses belajar mengajar," kata Irham, politisi Partai Golkar.
Khusus iuran yang dipungut dari siswa idealnya dirumuskan secermat mungkin sehingga besarannya tidak memberatkan masyarakat tetapi justru meringankan, katanya.
Adanya kalangan orang tua yang memprotes keputusan beban iuran komite sebesar Rp960.000 per siswa setiap tahun pelajaran di SMA 6 Andoolo agar dimusyawarahkan kembali untuk menemukan solusi terbaik.
Rapat komite Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Konsel memutuskan uang komite sebesar Rp960 ribu per tahun.
Besaran yang harus dibayar setiap siswa tersebut diperuntukkan untuk honor Guru Tidak Tetap sebanyak 15 orang untuk satu jam pelajaran atau 450 Jam dalam satu tahunnya dikalikan Rp15 ribu.
Jumlah Siswa SMA Negeri 6 Konsel sebanyak 438 dikalikan Rp960 ribu dana yang akan terkumpul Rp420,48 juta.
"Katanya pendidikan gratis tetapi kenyataannya siswa dibebankan membayar uang komite yang dinilai memberatkan siswa yang orang tuanya tidak mampu," kata Gania (41), orang tua siswa SMA 6 Andoolo.
Jika pihak sekolah tetap memaksakan maka kemungkinan ada anak kami yang putus sekolah, kata Gania.
Begitu juga yang disampaikan Bustamin, salah seorang orang tua siswa yang mengaku beban yang akan dibayar untuk setiap siswa sangat berat bagi kami.
"Keputusan ini tentunya kami tolak, karena kami tidak sanggup untuk membayar uang komite sebesar Rp960 ribu. Dengan besaran itu, lebih baik mogok sekolah saja, dari pada harus dipaksakan," kata Bustamin.
Kepala SMA Negeri 6 Andoolo, Hj Siti Umirati mengakui, jika keputusan komite sekolah melalui rapat komite menetapkan beban siswa yang akan dibayar Rp960 ribu per tahun.
"Memang berat dan ini diputuskan oleh orang tua murid dalam rapat komite. Dana tersebut diperuntukkan untuk honor GTT sebanyak 15 orang selama satu tahun, dikalikan 450 jam pengajaran," kata Siti Umirati.
Namun demikian, mantan Kepala SMP Negeri Andoolo itu mengatakan, hasil keputusan Komite Sekolah akan dievaluasi karena orang tua siswa keberatan.