Kendari, (Antara News) - Banjir yang malanda Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang terjadi Selasa (16/7) menyebabkan sekitar 100 hektare persawahan di Amphalo Kendari terendam banjir.
Wakil Wali Kota Kendari H. Musadar Mappasomba di Kendari, Kamis, mengatakan bahwa sawah yang terendam tersebut adalah yang sudah ditanami padi berumur satu bulan lebih.
"Sawah yang terendam dan disapu banjir tersebut tidak bisa lagi dipanen karena sudah rusak," kata Musadar.
Akibat kerusakan tersebut, kata Musadar, kerugian petani sawah di daerah itu mencapai angka Rp2 miliar.
Amohalo, kata Musadar, merupakan areal persawahan di Kota Kendari dengan total luas sawah di daerah itu kurang lebih 500 hektare.
"Kerugian terbesar karena banyak jaringan irigasi yang mengalami kerusakan akibat diterjang banjir tersebut," ujarnya.
Pemerintah Kendari, katanya, terus melakukan pendataan kerusakan dan kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir, di antaranya kerugian perkebunan, pertanian, infrastruktur, dan kerugian masyarakat secara keseluruhan.
"Mewakili pemerintah, saya turut perihatin yang mendalam atas musibah yang menimpa daerah ini. Bencana alam ini adalah faktor alam karena tidak hanya terjadi di Kendari, tetapi hampir seluruh daratan Sultra," katanya.