Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengungkapkan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dapat dioptimalkan untuk mengairi sawah masyarakat dalam rangka mendukung program swasembada pangan.
Dody berharap pada saat Bendungan Jlantah difungsionalkan sudah dapat tersambung dengan daerah irigasi di sekitarnya. Progres fisik bendungan telah mencapai 99 persen dengan potensi suplai air irigasi untuk Kabupaten Karanganyar seluas 1.494 hektare (ha).
"Salah satu fokus kami adalah untuk memastikan bahwa bendungan yang dibangun ini dapat dioptimalkan untuk mengairi sawah-sawah masyarakat. Sehingga Indeks Pertanaman bisa meningkat karena target kami memang 3 kali lipat tanam," katanya, di Jakarta, Senin.
Bendungan Jlantah didesain dengan tinggi 70 meter, panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak 690 meter.
Dengan luas genangan 50,45 ha, bendungan ini dapat menampung air hingga 10,97 juta m3 yang dapat dimanfaatkan sebagai suplai air irigasi untuk Kabupaten Karanganyar seluas 1.494 ha, terdiri dari 806 ha daerah irigasi yang sudah ada (peningkatan Indeks Pertanaman atau IP 172 persen menjadi 272 persen) dan 688 ha irigasi baru (IP 272 persen).
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Adenan Rasyid mengatakan, Kementerian PU melalui BBWS Bengawan Solo sudah melakukan impounding Bendungan Jlantah pada 20 Desember 2024 lalu dan diharapkan pada 28 Februari 2025, air Bendungan sudah mencapai elevasi 685 meter.
"Ketika air di genangan sudah masuk ke intake (elevasi 662), air yang keluar dari outlet sudah langsung bisa didistribusikan ke jaringan irigasi untuk meningkatkan IP (Indeks Penanaman) melalui bendung yang sudah ada di hilir bendungan," kata Adenan Rasyid.
Selain untuk mendukung program swasembada pangan melalui suplesi air irigasi, Bendungan Jlantah juga berfungsi untuk menyediakan air baku sebesar 150 liter/detik untuk Kecamatan Jumapolo, Jumantono, dan Jatipuro, di Kabupaten Karanganyar.
Kemudian mereduksi banjir sebesar 70,33 meter3/detik atau 51,26 persen dari debit banjir periode ulang 50 tahun dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW dan potensi pariwisata.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto menyatakan tentang pentingnya mewujudkan swasembada pangan dan energi sebagai dasar kedaulatan bangsa dalam agenda pembangunan nasional 2025-2029.
Presiden Prabowo mengatakan, upaya ini harus menjadi prioritas untuk memastikan Indonesia mampu berdiri di atas kekuatan sendiri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri PU: Bendungan Jlantah dioptimalkan untuk airi sawah masyarakat