Kendari (Antara News) - Komisi V DPR RI, mendukung dan menyetujui usulan Pemerintah Kabupaten Wakatobi menjadikan Matahora sebagai bandara transit (hub) di Kawasan Timur Indonesia (KTI), selain bandara Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan.
Persetujuan menjadikan Matahora bandara hub di KTI oleh Komisi V DPR tersebut disampaikan Bupati Wakatobi, Hugua di Kendari, Rabu.
"Komisi V DPR menyetujui Matahora jadi bandara hub di KTI itu, setelah 11 anggota Komisi V DPR bersama sejumlah kementerian yang menjadi mitranya, mengunjungi Wakatobi, Jumat hingga Minggu (7/7) lalu," katanya.
Ia mengaku saat Komisi V DPR berkunjung di Wakatobi, dirinya memaparkan posisi strategis bandara Matahora yang bisa memicu pertumbuhan ekonomi baru di KTI selaligus mendukung kerjasama bidang transportasi udara dan laut Tengara-Tengara (Sultra, NTT, NTB dan Bali).
Menurut dia, wilayah KTI, khususnya kawasan tenggara-tenggara selama ini kurang berkembang atau tertinggal dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI), dikarenakan jalur transportasi udara dan laut yang menjadi urat nadi lalulintas perdagangan barang dan jasa terhambat.
Arus lalulintas transportasi barang dan jasa dari KBI (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan) ke KTI (Sultra, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Tenggara dan Papua) atau sebaliknya, kata Hugua, selalu tertumpuk di Makassar, sehingga ketika didistribusikan ke wilayah kabupaten di provinsi lain di KTI membutuhkan biaya tinggi akibat penggunaan bahan bakar transportasi terlampau banyak.
"Bayangkan, orang Papua yang mau ke Ambon menggunakan jasa penerbangan, harus ke Makassar lebih dahulu lalu ke Ambon. Padahal, dari Papua ke Makassar melewati Ambon," katanya.
Jelas, ujarya, jalur transportasi seperti ini membutuhkan biaya tinggi dan menghabiskan banyak bahan bakar, padahal Bandara Matahora bisa menjadi bandara hub di KTI, sehingga jalur transportasi tersebut menjadi lebih pendek.
Selain itu, jalur transportasi tradisional yang menghubungkan kabupaten-kabupaten di KTI, terutama kabupaten di wilayah tenggara-tenggara bisa menjadi lancar.
"Pada kondisi itulah akan tumbuh kawasan ekonomi baru di KTI yang bisa membawa kesejahteraan rakyat Indonesia, terutama di KTI," ujarnya.
Dengan pengaspalan landasan pacu 250 meter tersebut, kata dia, maka landasan pacu bandara Matahora akan menjadi 2.250 meter.
"Dengan panjang landasan pacu 2.250 meter dan lebar 45 meter, bandara Matahora bisa didarati pesawat berbadan lebar sejenis boeing," katanya.
Menurut dia, panjang landasan pacu bandara Matahora yang disiapkan Pemerintah Kabupaten Wakatobi sepanjang 3.000 meter, sedangkan lebar bandara untuk apron pesawat 500 meter.
Selain meningkatkan fasilitas bandara tersebut, Komisi V DPR bersama pemerintah juga akan meningkatkan fasilitas lain di Wakatobi seperti fasilitas pelabuhan Panggubelo Wangiwangi, dermaga kapal Fery dan fasilitas air bersih.
"Semua fasilitas tersebut akan mendukung Matahora menjadi bandara hub di KTI selain bandara Hasanuddin Makassar," katanya.