Wangiwangi (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Wakatobi mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan RI agar Bandara Matahora menjadi bandara transit di Kawasan Timur Indonesia (KTI), selain Bandara Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Ketua Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Wakatobi, Abdul Manan di Wangiwangi, Selasa mengatakan, Pemkab Wakatobi mengusulkan bandara Matahora sebagai salah satu bandara transit di KTI karena letak geografis Wakatobi sangat strategis menjadi penghubung KTI dan kawasan Barat Indonesia (KBI).
"Posisi wilayah Kabupaten Wakatobi yang tepat berada di antara KTI dan KBI dan terletak dekat laut Banda, sangat mendukung untuk jadi salah satu bandara udara transit di KTI," katanya.
Selain posisi Wakatobi yang sangat strategis kata dia, usulan bandara Matahora menjadi salah satu bandara transit di KTI tersebut juga untuk mengurangi beban bandara Hasanuddin Makassar yang saat ini sudah jadi bandara Internasional.
"Saat ini, aktivitas penerbangan di bandara Hasanuddin sudah terlalu padat, sehingga perlu ada bandara baru yang dekat dengan Makassar sebagai transit alternatif," katanya.
Dalam mempersiapkan bandara Matahora sebagai salah satu bandara transit di KTI tersebut kata dia, Pemkab Wakatobi tahun ini mulai membangun terminal bandara Matahora dengan konstruksi berlantai dua.
"Anggaran pembangunan terminal bandara bertaraf internasional itu, bersumber dari APBN Kementerian Perhubungan," katanya.
Tahap awal pembangunan terminal bandara termasuk fasilitas pendukungnya, kata dia, Kementerian Perhubungan mengalokasikan dana sebesar kurang lebih Rp17 miliar.
Sedangkan landasan pacu bandara menurut dia, saat ini sudah sepanjang 2.000 meter yang sudah diaspal dan 100 meter yang siap diaspal.
"Kita berharap pemerintah pusat segera merampung pengaspalan seluruh landasan pacu bandara sepanjang 3.000 meter, sehingga bandara Matahora bisa segera dilayani dengan pesawat berbadan lebar sejenis boeing," katanya.
Menurut dia, bandara Matahora saat ini sudah dilayani dengan maskapai penerbangan Wings Air tiga kali seminggu dengan kapasitas pesawat yang dioperasikan 72 dua tempat duduk.
Dalam waktu dekat ujarnya, Pemerintah Kabupaten Wakatobi bekerjasama dengan maskapai penerbangan Wings Air, akan membuka rute penerbangan Wakatobi - Bali dengan jadwal penerbangan dua kali seminggu.
"Kalau pengguna jasa penerbangan dalam dua kali seminggu itu sudah mulai padat, frekwensi penerbangan akan ditingkat menjadi setiap hari," katanya.