Kolaka (ANTARA News) - Sehari menjelang bulan Ramadhan 1433 Hijriah, sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Kolaka, dipadati ribuan warga membeli bahan kebutuhan pokok untuk persiapan Ramadhan.
Meskipun beberapa bahan pokok mengalami kenaikan namun tidak menyurutkan niat warga untuk membeli kebutuhan rumah tangga serta kebutuhan pokok lainnya itu.
"Memang sudah ada beberapa harga bahan pokok mengalami kenaikan seperti daging sapi, ayam potong, telur dan minyak goreng, namun bagaimanapun tetap kita harus membelinya untuk menyambut bulan puasa tahun ini," kata Ny Sumarni salah seorang warga di Kolaka, Jumat.
Menurutnya, harga daging di pasaran kini naik mencapai Rp90.000,00 per kilogram yang sebelumnya hanya berkisar Rp80.000,00 per kilogram, kenaikan itu tetap dibeli karena memang merupakan kebutuhan yang mendasar khususnya menjelang puasa.
"Begitu juga dengan harga ayam potong, bervariasi antara Rp45.000,00 hingga Rp50.000,00 per ekornya, belum lagi kebutuhan sembako lainnya seperti minyak goreng, ikan segar dan bumbu masak lainnya.
Pada beberapa pasar tradisional seperti di Kecamatan Wundulako dan Pomalaa, dipadati oleh warga yang membeli kebutuhan menjelang bulan puasa meski harga sembilan bahan pokok juga mengalami kenaikan harga.
Hj Murni, salah seorang warga Wundulako mengatakan, harga sembilan bahan pokok yang ada di pasar tradisional ini tidak jauh beda dengan harga yang ada di pasar Raya Mekongga.
"Semua harga sembako di pasar tradisional tidak jauh berbeda dengan harga yang ditawarkan di pasar induk di Kota Kolaka khususnya daging sapi dan ayam," katanya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Koperasi Kolaka, Suardi mengatakan, beberapa pasar tradisional harga sembako mengalami kenaikan karena permintaan konsumen cukup besar, sementara persediaan relatif biasa-biasa saja.
"Hasil pantauan kami di lapangan sejak minggu lalu memang ada kenaikan harga apalagi menjelang bulan puasa ini." katanya.
Ia mengatakan, meskipun naiknya beberapa harga kebutuhan pokok itu, diakuinya berdampak pada tingkat konsumen berpenghasilan menengah ke bawah karena di suasana seperti saat ini cukup banyak yang dibutuhkan namun harga sudah naik lebih awal.
"Kenaikan harga ini masih wajar karena permintaan konsumen di pasaran juga meningkat," ungkapnya.
Yang ditakutkan, kata Suardi, kalau ada pedagang yang menjadi pengumpul sehingga membuat stok itu langka di pasaran bisa membuat konsumen menderita.
"Seperti inilah yang harus diawasi baik oleh pihak Dinas Perdagangan maupun pihak kepolisian karena bisa memicu naiknya harga tinggi," terangnya.
Hingga berita ini diturunkan, situasi arus angkutan barang oleh sejumlah kapal laut baik melalui penyeberangan Fery Kolaka-Bajoe Sulawesi Selatan (Sulsel) maupun melalui penyeberangan kapal cepat Kolaka-Siwa (Sulsel) masih cukup lancar dan terkendali. (ANT).