Wangiwangi (ANTARA News) - Pengelola Taman Nasional Laut Wakatobi, Sulawesi Tenggara diminta segera berkantor di Wakatobi agar pengamanan kawasan tersebut dari berbagai aktivitas yang bisa merusak kelestarian lingkungan, lebih efektif.
"Selama pengelola Taman Nasional Laut Wakatobi masih berkantor di Baubau, pengamanan kawasan ini dari berbagai kegiatan yang dapat mengancam kelestarian lingkungan, tidak akan optimal," kata aktivis lingkungan hidup Wakatobi, La Beloro di Wangiwangi, Selasa.
Oleh karena itu kata dia, pengelola Taman Nasional sudah harus memindahkan kantor dari Baubau ke Wakatobi, agar pengelolaan dan pengamanan kawasan perairan laut Wakatobi bisa lebih efektif dan optimal.
Menurut dia kegiatan nelayan menangkapkan ikan dengan menggunakan bom di wilayah pesisir perairan laut Wakatobi, saat ini masih kerap ditemukan.
Hal itu terjadi, karena petugas Taman Nasional Laut Wakatobi yang bertugas menjaga dan mengamankan kawasan itu, tidak optimal bekerja karena harus pulang pergi ke Baubau, tempat pengelola Taman Nasional berkantor.
"Hampir setiap hari, ada penangkap ikan di perairan laut Wakatobi yang menggunakan bom atau racun potasium sianida," katanya.
Petugas dari kepolisian sendiri kata dia, sangat susah meringkus para pelaku karena mereka (pelaku-red) sangat lihai mengelabui petugas.
"Kalau petugas Taman Nasional sudah berkantor di Wakatobi dan membangun kerja sama dengan petugas polisi, para pelaku bisa lebih mudah diringkus," katanya.
Sementara itu, Kepala Taman Nasional Laut Wakatobi, HG Matana dalam keterangan terpisah mengatakan, masalah penangkapan ikan dengan cara ilegal yang masih kerap terjadi di kawasan Taman Nasional Wakatobi, bukan karena pengelola masih berkantor di Baubau, melainkan jumlah personil yang dimiliki sangat terbatas.
"Luas kawasan Taman Nasional Wakatobi 1,3 juta hektar, sedangkan petugas yang dimiliki hanya 20 orang. Itu artinya, setiap personil menjaga 64.000 hektar kawasan laut," katanya.
Menurut dia untuk mengefektifkan pengamanan kawasan Wakatobi, membutuhkan kerjasama dari berbagai sektor, terutama dari Dinas Perikanan dan Kelautan, Angkatan Laut, petugas polisi dan para kepala desa wilayah pesisir.
"Kalau hanya mengharapkan petugas Taman Nasional yang sangat terbatas, sulit menghentikan aktivitas nelayan yang menangkap ikan dengan cara-cara ilegal ini," katanya.
Ia mengatakan kantor pengelola Taman Nasional memang masih ada di Baubau, namun petugas yang menjaga kawasan itu sudah tinggal di Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi.
"Kantor yang ada di Baubau, hanya digunakan untuk kegiatan administrasi, sedangkan aktivitas pengamanan sudah dipusatkan di Wakatobi," katanya. (ANT).