Rumbia (ANTARA News) - Curah hujan yang terlalu tinggi dalam tiga tahun terakhir menyebabkan produksi jambu mete dari Kecamatan Pulau Masaloka, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, turun dratis.
Camat Masaloka, La Angka di Runbia, Minggu mengatakan, sebelumnya tamaman jambu mete menjadi penopang utama kehidupan para petani di Maloka karena produsinya setiap tahun selalu melimpah.
Satu petani yang memiliki kebun jambu mete dua hektare, kata dia, dapat memperoleh hasil panen dua sampai dua setengah ton setiap musim.
Akhir-akhir ini produksi tanaman jambu mete terus menurun sehingga tidak dapat lagi menjadi sandaran hidup bagi keluarga petani.
"Hujan yang turun hampir setiap hari selama tiga tahun terakhir ini, membuat produksi tanaman jambu di Pulau Masaloka menurun drastis, bahkan boleh dibilang tidak berproduksi lagi," kata La Angkata.
Selain kondisi hujan yang tidak bersahabat dengan tanaman jambu mete, menurunnya produksi juga karena faktor usia tanaman yang rata-rata sudah berumur tua sehingga tidak produktif lagi.
"Sebagai camat, saya sudah mengusulkan kepada Badan Perencanaan Pembangnan Daerah Kabupaten Bombana, agar bisa dialokasikan anggaran untuk peremajaan tanaman jambu mete di wilayah Masaloka, namun sampai saat ini belum mendapat tanggapan," katanya.
Menurut dia, wilayah Masaloka selama ini merupakan sentra produksi jambu mete di wilayah Kabupaten Bombana.
Setiap tahun produksi tanaman jambu mete di wilayah kecamatan pulau tersebut mencapai 1.000 hingga 1.500 ton mete gelondongan.
"Kalau Pemerintah Kabupaten Bombana tidak segera melakukan peremajaan, tanaman jambu mete di wilayah Masaloka tidak bisa lagi menjadi sumber kehidupan para petani," katanya.
Ia mengatakan, akibat produksi tanaman jambu mete yang terus menurun, para petani saat ini tidak lagi memelihara tanaman jambu mete mereka.
Para petani rata-rata memilih menggeluti budidaya rumput laut yang potensinya di wilayah tersebut cukup besar.
"Hampir seluruh wilayah perairan laut Masaloka, cocok untuk pengembangan budidaya rumput laut. Makanya sebagai besar warga pulau yang berjumlah sekitar 4.000 jiwa itu, saat ini membudidayakan rumput laut," katanya. (ANT).