Palu, (ANTARA News) - Perum Bulog telah menambah kredit pembelian beras petani di Sulawesi Tengah guna mengantisipasi masa panen selama November-Desember 2011.
Kepala Bulog Divisi Regional Sulteng Imam Safei di Palu, Selasa mengatakan, rencananya selama periode itu akan membeli sebanyak 3.000 ton beras petani di daerah ini.
Ia menolak merinci besaran kredit yang dialokasikan untuk mendukung kegiatan pembelian beras petani, kecuali mengatakan Bulog pusat telah menyetujuinya.
Menurut dia, sekarang ini sudah ada beberapa mitra Bulog di Sulteng yang telah mengajukan permohonan kontrak pembelian beras.
"Sudah ada mitra yang mengajukan kontrak pembelian beras," katanya tanpa menyebutkan nama mitra bersangkutan.
Yang pasti, katanya, mitra haruslah yang memiliki kelompok tani di wilayah masing-masing.
Dikemukakannya bahwa semua yang menjadi mitra Bulog dalam kegiatan pengadaan beras di daerah ini harus mempunyai petani binaan.
"Ini sudah merupakan persyaratan mutlak yang tidak bisa diabaikan," kata Safei.
Menurut dia, jangan bermimpi menjadi mitra Bulog jika tidak memiliki kelompok tani binaan.
Bulog Sulteng sebelumnya hanya menargetkan pengadaan beras 10.000 ton saja. Namun setelah target tersebut terpenuhi, Bulog kembali merevisi target pengadaan menjadi 12.000 ton.
Target itu telah terpenuhi, sehingga Bulog Sulteng terpaksa harus merevisi kembali target dengan menambah pembelian 3.000 ton lagi.
Penambahan target pembelian dikarenakan pada priode November-Desember 2011 masih ada panen di sejumlah sentra produksi.
Selain itu, penambahan pembelian juga guna mengantisipasi jangan sampai harga gabah, dan beras di tingkat produsen anjlok pada masa panen.
Berdasarkan hasil pemantauan Bulog di setiap kabupaten, dan kota di Sulteng harga beras di tingkat petani hingga kini terbilang stabil.
Harga beras dipatok para pedagang di tingkat petani berkisar Rp5.300,00 sampai Rp5.500,00 per kilogram untuk beras medium. Sedangkan Bulog membeli sesuai standar harga pembelian pemerintah (HPP), tanpa merincinya.
Yang jelas, harga beras di tingkat petani sekarang ini masih di atas HPP. (Ant)