Kendari (Antara News) - Perum Badan Urusan Logistik Sulawesi Tenggara (Sultra) siap menampung hasil panen petani dalam bentuk produksi gabah kering giling atau beras.
"Kami saat ini sudah menurunkan tim ke lapangan untuk melihat kondisi padi petani yang sedang dipanen," kata Kepala Bulog Divre Sultra, Laode Amijaya Kamaluddin, di Kendari, Minggu.
Ia mengatakan, meskipun target pembelian beras lokal hanya berkisar 40.000 ton, tetapi jika hasil penan petani yang dijual ke Bulog lebih dari jumlah itu, siap dibeli. "Masalah anggaran tidak masalah, kami selalu siap dengan pembelian berdasarkan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp7.300 per kilogram," katanya.
Dengan harga pemerintah itu, kata dia, tentunya kualitas harus sesuai standar, bila kualitas padinya rendah sulit untuk dibeli Bulog. "Kami juga tetap selektif dalam melakukan pembelian beras petani, karena beras akan lama tinggal di gudang sebelum disalurkan kepada penerima manfaat atau dalam bentuk peruntukkan lainnya," katanya.
Amijaya mengaku dalam setiap kesempatan mengajak petani agar menjual berasnya ke Bulog berapapun jumlahnya agar bisa memperkuat ketahanan stok yang dimiliki Bulog Sultra. "Memang kita akui bahwa selama ini masih banyak petani yang menjual berasnya ke tengkulak, sehingga beras itu tidak tercatat sebagai beras produksi Sultra karena tidak tercatat dalam jual beli oleh pemerintah dalam hal ini dinas terkait," katanya.