Kolaka (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, menyebutkan bahwa program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di wilayah tersebut telah melayani sebanyak 93.252 jiwa sejak peluncuran awal pada 13 Februari hingga 17 November 2025.
Kepala Dinkes Kolaka dr. Muhammad Aris saat ditemui di Kolaka, Jumat, mengatakan bahwa program CKG tersebut telah mencapai 37,07 persen dari jumlah penduduk 251.538 jiwa yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kolaka.
"CKG-nya di Kabupaten Kolaka hampir 40 persen. Harapannya, Insya Allah di atas 50 persen sampai akhir tahun, kalau bisa sampai 70 persen untuk tahun ini," katanya.
Aris menjelaskan bahwa untuk mencapai target tersebut pihaknya melakukan "jemput bola" CKG se-Kecamatan di Kabupaten Kolaka yang bertujuan untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat dalam mewujudkan Kolaka yang berkeadilan, maju, dan unggul.
"Jadi, kami terus-menerus seluruh puskesmas mengadakan CKG ini. Kemudian dalam beberapa event-event, misalnya seperti Hari Kesehatan Nasional dan beberapa kegiatan lainnya. Kemudian, seluruh posyandu-posyandu di setiap desa dan kelurahan, petugas-petugas kesehatan yang ada di desa seperti, bidang-bidang desa, itu semua kita aktifkan untuk memperluas cakupan CKG ini," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan 14 puskesmas untuk melayani masyarakat yang tersebar di wilayah itu guna mendeteksi penyakit mereka, seperti tinggi badan, berat badan, lingkar perut, lingkar kepala, tekanan darah, dan beberapa penyakit lainnya.
Sebanyak 14 Puskesmas tersebut, yaitu Puskesmas Kolaka, Kolakaasi, Latambaga, Tosiba, Wolo, Iwoimendaa, Wundulako, Baula, Pomalaa, Tanggetada, Polinggona, Watubangga, Kukutio, dan Toari.
"Jadi, masyarakat yang ingin CKG cukup membawa KTP saja," ucap Aris.
Aris menuturkan bahwa program CKG ini juga bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka sejak dini agar segera ditangani guna menghindari adanya komplikasi yang terjadi.
"CKG ini sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan kita. Jangan takut untuk mengetahui kesehatan supaya kalau ada apa-apa bisa langsung dicegah sedini mungkin. Dan Insya Allah ujungnya itu adalah meningkatkan umur harapan hidup," kata Aris.
Menurut dia, dengan CKG sebagai perencanaan kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan efektif, sehingga dapat meningkatkan kualitas umur harapan hidup masyarakat Indonesia.
"Jadi, dasar CKG itu betul-betul bisa menjadi data dasar kita untuk perencanaan kesehatan ke depan. Sehingga ujungnya umur harapan hidup masyarakat Indonesia bisa lebih meningkat. Karena kita sekarang umur harapan hidup Kolaka 73,6 tahun, sementara Jepang itu 85 tahun," jelasnya.

