Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengatakan hadirnya Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI) yang diikuti bukan hanya calon ulama laki-laki, tetapi juga calon ulama perempuan, merupakan upaya mewujudkan kesetaraan gender.
"Kita memerlukan kader ulama atau pemimpin masa depan yang tidak hanya memegang teguh ajaran agama, tetapi juga berperan dalam kepemimpinan progresif yang berperspektif gender, memberdayakan perempuan dan melindungi anak Indonesia," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Jumat.
Hal ini penting karena di tengah dinamika sosial yang begitu kompleks saat ini, masyarakat membutuhkan sosok ulama yang memiliki perspektif gender.
Menteri Arifah Fauzi juga menyampaikan masih banyak tantangan besar yang harus dihadapi untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia, salah satunya kekerasan yang masih banyak dialami perempuan dan anak.
Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024, sekitar 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun di Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik dan atau seksual dari pasangan dan atau selain pasangan sepanjang hidupnya.
Sementara Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024 menunjukkan sekitar 50,78 persen anak usia 13-17 tahun pernah mengalami kekerasan sepanjang hidup mereka. Persentase anak laki-laki sebesar 49,83 persen, sedangkan untuk anak perempuan sebesar 51,78 persen.
"Angka-angka ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk mengakhiri ketimpangan gender dan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus kita selesaikan bersama-sama," kata Menteri PPPA Arifatul Fauzi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri PPPA: Pendidikan Kader Ulama Masjid upaya wujudkan kesetaraan