Surabaya (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan menjaga stabilitas harga gabah serta memastikan serapan hasil panen petani berjalan maksimal terutama saat panen raya pada Februari dan Maret akan mampu mempercepat tercapainya swasembada pangan.
“Saya titip serapan gabah karena kalau serapan bermasalah maka swasembada pangan juga bermasalah,” kata Mentan dalam Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan, di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Mentan menegaskan serapan gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru menjadi salah satu kunci keberhasilan swasembada pangan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan kenaikan HPP untuk padi menjadi Rp6.500 dari sebelumnya Rp6.000 dan HPP jagung menjadi Rp5.500 dari sebelumnya Rp5.000 per kilogram (kg).
Selain itu, normalisasi irigasi khususnya di Pulau Jawa yang merupakan lumbung pangan nasional dengan potensi produksi yang sangat besar juga mendukung percepatan pencapaian swasembada pangan.
Menurutnya, apabila serapan Bulog terhadap hasil pertanian tidak optimal dan perbaikan irigasi bermasalah, maka kebijakan luar biasa Presiden Prabowo Subianto akan sia-sia.
Kebijakan luar biasa yang dimaksud adalah seperti penambahan pupuk dua kali lipat, kenaikan harga gabah, mekanisasi, dan benih, serta alokasi anggaran Rp159 triliun untuk bidang pangan.
Amran pun mengusulkan agar rapat harian dilakukan untuk memantau perkembangan pekerjaan, situasi irigasi, dan harga di lapangan.
“Pupuk, mekanisasi, dan penyuluh yang sebelumnya bermasalah sudah diselesaikan oleh Bapak Presiden. Sekarang, bola ada di tangan kita. Mau tidak kita bekerja untuk mewujudkan swasembada pangan?” katanya menegaskan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menjelaskan Presiden Prabowo sebelumnya telah memerintahkan bahwa hasil produksi panen terutama padi dan jagung yang tidak ditampung pihak swasta harus dibeli pemerintah.
Bahkan mulai 15 Januari 2025, Bulog akan membeli gabah dengan harga baru Rp6.500 per kg yang nantinya gabah tersebut diberikan kepada penggiling dengan berasnya akan dibeli Bulog Rp12.000 per kg.
“Begitu juga jagung harganya dari Rp5.000 jadi Rp5.500 per kg, dan berapa pun produksi jagung harus dibeli Bulog,” kata Zulkifli.