Kendari (ANTARA) - BPBD Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam upaya memitigasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada akan terjadi kebakaran di musim kemarau.
"Wilayah kecamatan yang paling rentan Karhutla adalah Kecamatan Lalolae karena di sana ada beberapa desa seperti Desa Tesio dan Wesalo sebagian lokasinya adalah lahan gambut, dan menjadi langganan karhutla di musim kemarau," kata Kepala BPBD Kabupaten Koltim, Dewa Made Ratmawan dalam pesan whatsApp yang diterima di Kendari, Selasa.
Ia mengatakan, langkah mitigasi Karhutla dilakukan dengan membangun komunikasi aktif dengan pihak kecamatan termasuk Forum PRB, sehingga ketika terjadi Karhutla dapat dikoordinasikan dan disampaikan via grup maupun kontak.
Lebih lanjut Dewa Made Ratmawan mengatakan, kendala yang dihadapi dalam rangka penanganan pemadaman Karhutla karena daerah yang rentan adalah lahan gambut yang padat dan kedalaman gambutnya cukup dalam.
Hambatan lainnya yang dihadapi BPBD Koltim adalah sumber air , karena musim kemarau sumber air terbatas, peralatan yang digunakan untuk memadamkan seperti alkon, peralatan safety untuk personel masih kurang.
"Karenanya, jika kita melihat di permukaan apinya sudah padam, bagian dasar atau bawah bara apinya masih ada, apalagi dengan teriknya matahari masih terdapat titik api," ujarnya.
Bahkan, kata Dewa, Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Kendari menyampaikan bahwa musim kemarau tengah terjadi saat ini diperkirakan sampai Desember 2024.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari mengatakan meskipun musim kemarau terjadi, namun masih terdapat hujan yang dapat berpotensi di sejumlah daerah di Sulawesi Tenggara.
Kolaka Timur menjadi salah satu daerah yang rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau. Dari 12 kecamatan di Koltim yang paling rentan adalah Kecamatan Lalolae karena sebagian wilayahnya adalah gambut.
"Syukurlah hingga September 2024 BPBD Koltim belum menerima aduan mengenai Karhutla," ujar Made Ratman.